Rabu, 19 November 2025

1.000 Mahasiswa Tibet di China Unjuk Rasa

Sedikitnya 1.000 mahasiswa Tibet di Cina melakukan unjuk rasa atas hilangnya budaya dan bahasa mereka di negeri itu.

Editor: OMDSMY Novemy Leo
TRIBUNNEWS.COM, CHINA --- Sedikitnya 1.000 mahasiswa Tibet di Cina melakukan unjuk rasa atas hilangnya budaya dan bahasa mereka di negeri itu.

Para mahasiswa itu memrotes karena reformasi pendidikan membuat hampir semua buku teks dan pelajaran menggunakan Bahasa Mandarin. Hanya buku pelajaran Bahasa Tibet dan Inggris saja yang tidak menggunakan Bahasa Mandarin.

Kelompok Free Tibet yang berkantor di London mengatakan unjuk rasa damai berlangsung di Tongren, provinsi Qinghai dan diikuti sekitar 5.000 hingga 9.000 pengunjuk rasa.

"Cina memaksakan reformasi yang mengingatkan saya akan Revolusi Kebudayaan," kata seorang mantan guru di Tongren, seperti dikutip Free Tibet.

"Reformasi ini bukan hanya ancaman atas bahasa ibu kami tapi juga pelanggaran langsung atas konstitusi Cina, yang dimaksudkan untuk melindungi hak-hak kami."

Banyak warga Tibet yang tinggal di provinsi Qinghai, yang dilanda kekerasan pada tahun 2008. Namun Cina memperlakukan aturan ketat atas Wilayah Otonomi Tibet.

"Penggunaan Bahasa Tibet secara sistematis disingkirkan sebagai bagian dari strategi Cina untuk memantapkan pendudukan Cina atas Tibet," kata Free Tibet dalam pernyataannya.

Para penduduk Tongren mengatakan pawai di jalanan Tongren, atau yang juga dikenal juga dengan Rebkong, berjalan tanpa dihentikan polisi.

"Mereka pulang ke rumahnya siang hari setelah pejabat pemerintah datang dan berbicara dengan mereka," kata salah seorang penduduk Tongren kepada kantor berita Reuters.

Bahasa Tibet merupakan bahasa resmi di Tibet dan di beberapa wilayah Cina, antara lain Qinghai.

Sumber: bbc

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved