Merapi Meletus
Merapi Tewaskan Satu Bayi dan Belasan Orang Melepuh
Letusan Gunung Merapi mulai menewaskan warga. Hingga malam ini, seorang bayi tewas karena sesak nafas karena menghirup abu vulkanis.
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Letusan Gunung Merapi mulai menewaskan warga. Hingga malam ini, seorang bayi tewas karena sesak nafas karena menghirup abu vulkanis. Belasan orang lainnya mengalami luka bakar akibat panasnya debu yang menyembur dari Gunung Merapi.
Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Panti Nugroho, Sleman, Yogyakarta kewalahan menangani pasien korban letusan Gunung Merapi, Selasa (26/10) sore. Hingga pukul 19.45 WIB, ada 13 pasien yang tubuhnya melepuh diduga diterjang awan panas atau wedhus gembel muntahan gunung.
"Ada 13 orang pasien yang badannya melepuh. Kulit wajah, tangan dan semua badannya melepuh. Umumnya orang tua. Katanya mereka tidak mau meninggalkan desanya," kata Lusi, seorang pegawai RS Panti Nugroho saat dihubungi Tribunnews.com. "Kami tidak mampu menangani pasien, akibatnya sebagian pasien dirujuk ke RS Sardjito," kata Lusi.
Di RSUD Muntilan, menerima 10 korban. Satu orang korban tewas karena sesak nafas karena menghirup debu vulkanik.
Dr Sassongko dari RSUD Muntilan mengatakan, satu orang bayi memang tidak dapat diselamatkan. "Sesak nafasnya terlalu parah. Mungkin sudah meninggal semenjak perjalanan," tegas dr Sasongko. Menurut Sasongko, lima orang yang mengalami sesak nafas berhasil diselamatkan.
Pukul 19.35 WIB, koresponden tribunnews melaporkan di Desa Palemsari, Selman, ada lima korban melepoh. Mereka ditandu dari rumah mereka menuju rumah sakit. para korban diduga tidak menghiraukan bunyi peringatan sirene puku 17.58 WIB, pertanda letusan gunung segera terjadi.