Jumat, 10 Oktober 2025

Merapi Meletus

Pengungsi Adu Cepat di Tengah Pekatnya Udara

Di tengah pekatnya udara untuk bernapas, ratusan orang, bahkan yang berada di barak pengungsian, terlihat berlomba untuk menyelamatkan diri.

zoom-inlihat foto Pengungsi Adu Cepat di Tengah Pekatnya Udara
tribunnews.com/Bramasto adhy
Kondisi ratusan pengungsi letusan Gunung Merapi di barak pengungsian di Desa Hargo Binangun, Selasa (27/10/2010). Bantuan amat dibutuhkan oleh para pengungsi ini terutama bahan makanan dan sandang berupa selimut dan masker. Mereka terlihat berhamburan pergi saat Merapi kembali meletus hebat pada Sabtu (30/10/2010) dini hari
Laporan Kontributor Tribunnews.com, Bramasto Adhy

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kondisi malam di sekitar lokasi letusan Gunung Merapi, Sabtu (30/10/2010) dini hari, terlihat kacau. Ratusan orang, bahkan yang berada di barak pengungsian, terlihat berlomba untuk menyelamatkan diri.

Seperti yang terpantau di pos pengungsian Umbulharjo yang berjarak 12 kilometer dari pusat erupsi. Ratusan orang tampak berduyun-duyun menggunakan ragam kendaraan seperti mobil bak terbuka dan sepeda motor, bergerak meninggalkan pos pengungsian turun ke arah selatan (Kota Yogyakarta).

Suasana kacau bertambah saat warga yang panik seolah adu cepat di tengah pekatnya udara yang dipenuhi abu vulkanik. Jarak pandang pun terbatas karena hujan pasir yang ada dua kali lebih besar ketimbang letusan sebelumnya pada 26 Oktober silam.

"Masker yang dipakaipun tak mampu membuat bernapas jadi mudah. Sesak jadinya karena abu, belum lagi hujan pasir yang membuat mata pedih," ujar seorang pengungsi sambil bergegas pergi.

Adapun Seismograf yang berada di kantor Pemantau BPPTK Merapi, saat ini menunjukkan kondisi Merapi jauh lebih stabil ketimbang saat Merapi mulai meletus kembali sekitar pukul 00.30 WIB hingga 00.45 WIB.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved