Kamis, 21 Agustus 2025

Asupan Gula Anak Berlebihan Berakibat Obesitas

7.7 persen anak mengalami gizi lebih. Sebanyak 20 persen anak mengalami obesitas di TK dan 17.1 persen di PAUD.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Ade Mayasanto
zoom-inlihat foto Asupan Gula Anak Berlebihan Berakibat Obesitas
telegraph.co.uk
Ilustrasi orang yang kegemukan (obesitas)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Medical Research Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) terhadap 100 anak usia 3-6 tahun di tiga Taman Kanak-kanak (TK) dan satu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Jakarta pada Maret sampai April 2011, menemukan  sebagian besar anak memiliki status gizi baik, tidak ada anak yang menderita gizi buruk.

"Tetapi justru ditemukan 7.7 persen anak mengalami  gizi lebih. Sebanyak 20 persen anak mengalami obesitas di TK dan 17.1 persen di PAUD," ungkap Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) saat talkshow Kelebihan Asupan Gula Tambahan di Jakarta, Rabu (15/6/2011). Penelitian yang dilakukan menggunakan metode studi potong lintang (cross sectional).

Angka prevalensi anak-anak usia dini yang mengalami kegemukan dan obesitas ini lebih tinggi dari hasil Riskedas 2007 sebesar 12.2 persen  anak di bawah usia lima  tahun dan Riskedas 2010  sebesar 14  persen. Untuk  Jakarta 19.6 persen.

"Hasil penelitian juga  menunjukkan bahwa untuk asupan gula harian (sukrosa, glukosa, fruktosa dan laktosa) memberikan kontribusi lebih dari 10% terhadap total kalori.  Asupan gula terbanyak adalah sukrosa 49.45 (11.10 - 136.90) gram dan terbanyak  berasal dari konsumsi susu," ungkapnya.

Ini artinya, kata dia,  prosentasi ini sudah melebihi batas ambang yang direkomendasikan WHO. Orang tua harus mewaspadai asupan gula tambahan pada anak agar tidak berlebihan, bahkan tetap mempelajari nilai gizi makanan dan minuman yang mereka anggap sehat sekalipun.

World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan bahwa asupan gula tambahan tidak melebihi 10 persen  dari total energi yang dikonsumsi untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak .  

Artinya, berdasarkan AKG Indonesia 2004, anak usia 1-3 tahun tidak disarankan mengkosumsi lebih dari 25 gr gula tambahan/hari setara 5 sendok teh dan usia 4-6 tahun tidak melebihi 38 gram gula tambahan/hari atau setara 8 sendok teh.  

"Yang tidak baik dan dengan demikian harus diwaspadai oleh para orang tua adalah jika gula tambahan dikonsumsi secara berlebihan setiap harinya oleh anak, karena kelebihan energi pada tubuh dapat menyebabkan obesitas, karies gigi  dan membangun kebiasaan pola makan yang kurang baik saat anak-anak beranjak dewasa." tegas Rini.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan