Rusuh di Sampang
Usman Hamid: Usut Kekerasan Terhadap Warga Syiah
Mantan Koordinator KontraS, yang juga aktivis HAM International Center for Transitional Justice (ICTJ) Usman Hamid mempertanyakan
Penulis:
Rachmat Hidayat
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Koordinator KontraS, yang juga aktivis HAM International Center for Transitional Justice (ICTJ) Usman Hamid mempertanyakan tanggung jawab aparat pemerintah serta kepolisian dalam kasus pembakaran rumah dan madrasah warga penganut syiah di Sampang. Ia meminta negara harus mengusut tuntas hingga jelas apa motif perusakan tersebut serta menghukum otak pelakunya.
"Kekerasan di Sampang menyusul sederet kekerasan berdimensi hak beragama dan berkeyakinan seperti insiden penyerangan warga Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, pembakaran masjid di Medan hingga penyerangan gereja Temanggung dan gereja Kepunton Solo. Semua terjadi di tahun 2011," ujar Usman Hamid, Jumat (30/12/2011).
Terus berlanjutnya kekerasan ini, ujarnya, akibat lemah dan rendahnya kepemimpinan SBY dalam menjaga kemajemukan hidup masyarakat. Berbeda deng Gus Dur, yang selalu berdiri paling depan mbela kelompok masyarakat kecil yang terancam hidup dan nasibnya.
"SBY sebenarnya bisa mencontoh Gus Dur kalau SBY dibekali pengetahuan dan sikap keberanian seperti Gus Dur. Pemikiran praxis Gus Dur terhadap kehidupan beragama, berbangsa serta bernegara telah begitu jelas diperlukan untuk melindungi dan membantu rakyat yang kesusahan serta terancam keberadaan dan nasibnya," saran Usman.
Usman menyebut seharusnya, jajaran otoritas setempat bisa mencegahnya. Sebab, belakangan kerap merebak penyebaran kebencian terhadap komunitas Syiah di Nangkernang Karanggayam, Sampang. Ketegangan meningkat dan mengarah kekerasan sejak April lalu terhadap komunitas syiah yang kemudian disudutkan oleh kelompok anti syiah.
"Pimpinan jamaah syiah dipindah ke Malang. Kelompok ini menuntut agar warga syiah diusir dari Sampang.
Otoritas setempat harus berani menolak desakan kelompok anti syiah. Sejak peristiwa kemarin 250 orang diungsikan ke Gedung Olah Raga Sampang karena rumah dan madrasah mereka dibakar.
"Pemerintah lambat merespon. Korban melapor ke Komnas HAM pada April. Kini tinggal di GOR dengan rangsum nasi bungkusan Dinas Sosial," tegas Usman Hamid.