Rencana Kenaikan Harga BBM
Jika Harga BBM Tak Naik, Defisit Negara 3,5 Persen
Ketua Biro Perimbangan Keuangan Daerah DPP Partai Demokrat Husni Thamrin menjelaskan, Indonesia bisa menghemat anggaran jika harga
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Biro Perimbangan Keuangan Daerah DPP Partai Demokrat Husni Thamrin menjelaskan, Indonesia bisa menghemat anggaran jika harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan. Namun jika harga BBM tidak jadi naik, defisit negara bisa mencapai 3,5 persen.
"Jika harga BBM tidak dinaikkan di tengah naiknya harga minyak dunia, Indonesia bisa mengalami defisit anggaran hingga Rp 299 triliun atau sekitar 3,5 persen," ujar Husni Thamrin, di Warung Daun Cikini, Minggu (25/3/2012).
Indonesian Crude Price (ICP) mencapai 122 dollar AS pada akhir Maret ini. Jika Pemerintah menaikkan harga BBM sampai Rp 6.000, Pemerintah tetap memberikan subsidi Rp 3.500, kalau sekarang subsidi diberikan Rp 4.500, karena harga ke-ekonomian lebih dari Rp 8.000.
"Kalau harga BBM naik sampai Rp 6.000, defisit negara mencapai Rp 109,8 triliun," jelas Husni Thamrin.