Rabu, 27 Agustus 2025

Bos Larutan Penyegar Hobi Mobil Antik

Budi Rajin Berburu Kendaraan Tua ke Daerah

Budi Yuwono sejak lama tertarik mengoleksi alat transportasi seperti sepeda, sepeda motor dan mobil tua.

Penulis: Domu D. Ambarita
Budi Rajin Berburu Kendaraan Tua ke Daerah - 00_20120403BUDI_YUWONO_MOBIL_MERCY_1938_09.jpg
Tribunnews.com/Domu D Ambarita
Cup mobil Mercy buatan tahun 1938
Budi Rajin Berburu Kendaraan Tua ke Daerah - 02_20120403BUDI_YUWONO_MOBIL_MERCY_MESIN.jpg
Tribunnews.com/Domu D Ambarita
Mesin mobil Mercy buatan tahun 1938
Budi Rajin Berburu Kendaraan Tua ke Daerah - 01_20120403BUDI_YUWONO_AUSTIN_1928__INTERIOR.jpg
Tribunnews.com/Domu D Ambarita
Setir mobil Austin buatan tahun 1928
Budi Rajin Berburu Kendaraan Tua ke Daerah - 03_20120403BUDI_YUWONO_DODGE.jpg
Tribunnews.com/Domu D Ambarita
Dodge antik buatan Amerika Serikat
Budi Rajin Berburu Kendaraan Tua ke Daerah - 04_20120403BUDI_YUWONO_DUCATI50CC_1950_AN_01.jpg
Tribunnews.com/Domu D Ambarita
Mesin motor Ducati 50 cc buatan tahun 1950-an

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pendiri sekaligus Komisaris Utama PT Budi Sinde Sentosa, Budi Yuwono sejak lama tertarik mengoleksi alat transportasi seperti sepeda, sepeda motor dan mobil tua.

Untuk mewujudkan hobinya, pria 62 tahun itu rela berburu barang antik  ke berbagai daerah. Pematang Siantar di Sumatera Utara, Bandung, Malang, Bali dan kota-kota lainnya di Indonesia.

Ia berdalih bentuk alat transportasi yang menarik, bak mesin waktu . Koleksinya itu seolah bercerita tentang perkembangan alat transportasi dari waktu ke waktu. Itu yang menjadi Budi mengoleksi puluhan kendaraan antik nan mahal.

"Terutama agar barang-barang tersebut tidak habis dibeli orang asing," ujar Budi.

Di Kantor pusat PT Sinde di Sunter, pun terparkir kendaraan antik. Di lantai 7 Wisma SMR, terdapat becak khas Pematang Siantar, Sumut, yang sudah dimodifikasi. Satu motor gede, BSA produksi tahun 1915, terparkir rapi di selasar perkantoran, tak jauh dari lift.

Pada badan becak tergantung senapan angin yang biasa dipakai berburu. Di samping becak terdapat beberapa sepeda kuni, termasuk sepeda sirkur yang ban belakang kecil, seperempat dari ban depan. Sepeda tanpa rantai, pedal gowesan ada di as depan. Di ruang ini ada enam sepeda antik.

"Becak ini sudah ditawar Rp 500 juta, tapi nggak jual. Mobil saya, di Pabrik di Bekasi, ditawar berapa m, tidak jual," pungkasnya. DOMU D AMBARITA

BERITA SELENGKAPNYA KLIK TRIBUN JAKARTA DIGITAL NEWSPAPER

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan