Kepala KUA Diduga Gelapkan Ratusan Motor
Kepala KUA Tabir Ilir, Yusuf SAg sudah menjadi target operasi (TO) Sat Reskrim Polres Merangin, Jambi untuk kasus penipuan terhadap beberapa leasing
Editor:
Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, BANGKO -Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tabir Ilir, Yusuf SAg terpaksa mendekam di balik jeruji besi. Ia sudah menjadi target operasi (TO) Sat Reskrim Polres Merangin, Jambi untuk kasus penipuan terhadap beberapa leasing di Merangin. Tersangka ditangkap polisi, Selasa (17/4/2012), sekitar pukul 14.00.
"Pelaku memang terus kita pantau. Setelah cukup bukti, akhirnya pelaku kami tangkap kemarin (Selasa 17/4)," ujar Kapolres Merangin AKBP A Nanan Setyo Utomo melalui Kasat Reskrim AKP Syamsi Ubai, Rabu (18/4/2012).
Berdasarkan keterangan sementara, lanjutnya, jumlah motor yang diambil dari leasing sebanyak 86 unit. Namun, ini hanya pengakuan dari tersangka dan belum dicocokkan dengan pihak leasing. Diperkirakan jumlahnya bisa mencapai ratusan unit kendaraan.
"Sudah ada dua motor yang berhasil kami amankan. Selebihnya, nanti akan kami cari secara bertahap. Hari ini (kemarin. red), ada enam unit yang sudah teridentifikasi dan tinggal membawa ke Mapolres," kata Syamsi.
Sementara itu, Yusuf yang saat ini masih ditahan belum bisa memberikan keterangan kepada wartawan. Lantas, bagaimana sebenarnya modus yang dilakukan sang Kepala KUA Tabir Ilir tersebut sehingga tanpa disangka menjadi otak penipuan?
Menurut informasi yang diperoleh Tribun dari manajer sebuah leasing yang nama dan kantornya enggan dikorankan, sebut saja Luki (bukan nama sebenarnya), berikut modus pelaku.
Dalam menjalankan aksinya, pelaku tidak bekerja sendirian. Berdasarkan penuturan Luki, ada kaki tangan Yusuf yang membantu. Setidaknya ada dua orang, sebut saja Benjo dan Bedu yang mendapatkan tugas untuk mencari data warga yang bisa dipakai atau dipinjam. Ada juga orang lain lagi yang tersebar di beberapa lokasi yang tugasnya mencari calon pembeli atau konsumen.
"Si pencari konsumen ini tadi, ketika sudah mendapatkan calon pembeli, segera menghubungi Yusuf. Selanjutnya, Yusuf memerintahkan Benjo maupun Bedu untuk mencari data-data yang bisa dipinjam," kata Luki.
Ditambahkannya, biasanya data yang dipinjam ini memang orang-orang yang dikenal atau dekat dengan Yusuf, Benjo, maupun Bedu. Mereka secara secara kemampuan memang layak untuk mengajukan kredit.
"Yusuf menyampaikan kepada pemilik data, bahwa motor yang akan diambil akan digunakan untuk saudaranya atau kerabat. Bisa juga untuk kenalannya si Benjo maupun Bedu. Karena sudah tahu dan kenal dengan ketiganya, makanya yang memberikan data merasa aman-aman saja," ujar Luki.
Setelah data diperoleh, Yusuf ditemani dua kaki tangannya dan juga orang yang datanya dipinjam tersebut datang ke diler. Berikutnya, surveyor datang untuk melakukan survey.
"Ketika si survey datang, si pemilik data ini ngakunya bahwa motor untuk dipakai sendiri. Jadi, memang sudah di-setting sedemikian rupa oleh Yusuf," kata Luki.
"Motor keluar dari dealer diberikan kepada yang punya data aplikasi, tetapi oleh orang ini kemudian diserahkan ke Yusuf untuk kemudian diberikan pada konsumen yang sebenarnya. Urusan berikutnya tentu jadi tanggung jawab pihak leasing," tuturnya.