Pesawat Sukhoi Jatuh
DVI Identifikasi Jenasah Korban Sukhoi di Tenda Putih
Digital Visual Interface (DVI) Mabes Polri mulai proses identifikasi lima kantung jenazah yang sudah tiba di RS Polri hingga tengah hari
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS,COM. JAKARTA - Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri mulai proses identifikasi lima kantung jenazah yang sudah tiba di RS Polri hingga tengah hari ini.
Kedatangan pertama, Sabtu (12/5/2012) sekitar pukul 07:45 WIB dan kedua 08.35 WIB. Masing-masing kedatangan membawa dua kantung jenazah tiba.
Terakhir, satu ambulance pembawa jenazah tiba di RS Polri Kramat Jati, Sabtu (12/5/2012) sekitar pukul 12:20 WIB.
Terpantau, usai menerima kantung jenazah, tim DVI lansung membawa ke ruang identifikasi.
Sekitar pukul 12:25 WIB, sejumlah anggota tim DVI membawa keluar dua kantung jenazah ke tenda berwarna putih. Informasinya anggota tim juga memakai dua tenda putih yang sudah disiapkan untuk mengidentifikasi jenazah.
Dapat diinformasi, jarak dari ruang identifikasi pertama ke tenda putih sekitar 20 meteran. Tepatnya berada di depan ruang forensik RS Polri.
Kepala Rumah Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto Brigjen Pol Agus Prayitno menegaskan sementara ini baru empat body bag atau kantung jenazah yang masuk ke ruang identifikasi. Tidak ada jasad yang utuh di empat kantung tersebut.
Kepada wartawan, Agus menerangkan bahwa kantung pertama datang pukul 07.35 WIB dan kantung kedua datang pukul 08.30 WIB. Saat ini, Tim DVI Indonesia sedang melakukan deskripsi terhadap body part atau potongan jenazah.
"Enggak ada yang benar-benar utuh dari empat kantong body bag yang sekarang sedang diperiksa. Kondisinya dari body part itu tidak dalam keadaan terbakar," ujar Agus dalam konferensi pers di Gedung Utama RS Polri, Sabtu (12/5/2012).
Direktur Eksekutif DVI Indonesia Kombes Pol Anton Castilani menambahkan, tim sekarang melakukan deskripsi dari setiap jaringan atau body part yang diterima. Misalnya seperti tato, tanda lahir, rahang, gigi geligi, dicari ciri khusus.
"Terus di akhir dilakukan DNA dari bagian yang ditemukan. Semua deskripsi yang ditemukan akan dibandingkan dengan apa yang diperoleh oleh rekan-rekan di Halim dari data antemortem," ungkap Anton.(*)