Sabtu, 23 Agustus 2025

Gusti Murtiyah Kecewa Berat MoU Dwi Tunggal

Gusti Ratu Ayu (GRAy) Murtiyah kecewa berat terhadap penandatangan dukungan Dwi Tunggal dalam kepemimpinan

Penulis: Y Gustaman
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Gusti Murtiyah Kecewa Berat MoU Dwi Tunggal
Yogi Gustaman/Tribunnews.com
GRAy Koes Indriyah emosi terhadap KGPH Panembahan Agung Tedjowulan di Ruang Pustakaloka Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin 4 Juni 2012. GRAy Koes Indriyah tak setuju Dwi Tunggal

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gusti Ratu Ayu (GRAy) Murtiyah kecewa berat terhadap penandatangan dukungan Dwi Tunggal dalam kepemimpinan Keraton Surakarta Hadiningrat di Ruang Pustakaloka, Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2012).

GRAy Murtiyah tidak sendiri. Saudara perempuan lainnya GRAy Indriyah bahkan ikut meluapkan kekecewaannya dalam MoU ini.

Bahkan GRAy Indriyah sempat menghalang-halangi KGPH Panembahan Agung Tedjowulan ikut ke dalam acara.

"Saya mau ngomong sama kakak saya yang tidak lain adalah raja saya. Saya tidak diperbolehkan itu kenapa? Saya juga ada di dalam keluarga dan membawa suara rakyat dari komunitas pemangku adat. Ini sudah otoriter banget," ujar GRAy Murtiyah emosional.

Kekecewaan GRAy Murtiyah lantaran dalam MoU itu hadir Paku Buwono XIII Hangabehi yang tidak lain kakaknya sendiri. Dalam Dwi Tunggal, Hangabehi tetap sebagai raja yang sah dan Tedjowulan sebagai wakil raja.

Tempo hari, Hangabehi keluar dari Keraton Surakarta tanpa pesan apapun kepada keluarganya. Ternyata, di luar itu Hangabehi menyetujui Dwi Tunggal. Inilah yang membuat GRAy Murtiyah merasa dilangkahi oleh aksi solo kakaknya itu.

GRAy Murtiyah berdalih segala urusan Keraton Surakarta tidak bisa diambil sepihak dan harus dibicarakan dengan pemangku adat lainnya.
"Semua yang dijalankan, berdasarkan aturan adat. Kita memutuskan sesuatu harus bersama-sama," tandasnya.

"Sakit saya diperalat seperti ini. Saya minta kakak saya dites kesehatannya. Saya sudah diancam, dari humas mereka. Kalau tanggal 15 memaksa masuk keraton maka akan dikerahkan satpol PP, aparat kepolisian, dan TNI sebanyak 1000 orang," begitu dalih GRAy Murtiyah.

Seperti diketahui, dari 35 (satu meninggal) Putera-Puteridalem PB XII, hanya enam yang menolak Dwi Tunggal. Mereka adalah adik Hangabehi, lima perempuan dan satu laki-laki.
Yang perempuan seperti Murtiyah, Indriyah, dan laki-laki GPH Puger. Ada juga dua adik laki-laki Hangabehi yang pro Dwi Tunggal.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan