Selasa, 9 September 2025

Euro 2012

Tugas Ganda Wasit di Euro 2012: Perangi Rasisme

Ancaman tindak rasisme adalah salah satu isu terpanas menjelang pesta sepak bola Euro 2012 di Polandia dan Ukraina bulan ini.

zoom-inlihat foto Tugas Ganda Wasit di Euro 2012: Perangi Rasisme
zimbio
Howard Webb

TRIBUNNEWS.COM – Ancaman tindak rasisme adalah salah satu isu terpanas menjelang pesta sepak bola Euro 2012 di Polandia dan Ukraina bulan ini. Memang masih saja ada tindakan rasisme di dunia sepakbola dunia. Bahkan kasus terakhir menimpa sejumlah pemain, seperti Patrice Evra, Yahya Toure, dan Mario Balotelli yang merumput di Liga Primer Inggris.

Ancaman tersebut bisa terulang, bahkan lebih ekstrem di Polandia dan Ukraina. Ketika pemilihan wasit diumumkan bulan lalu, tuntutan agar wasit bisa menjadi ujung tombak menumpas perlakuan berbau rasis di lapangan dan dari penonton, kembali menyeruak.

Ini sangat serius, sehingga UEFA meminta wasit yang bertugas di setiap pertandingan agar berlaku tegas. UEFA bahkan menyatakan tidak akan memberikan toleransi kepada pihak yang melakukan tindakan SARA, diskriminatif, dan mencemooh pihak tertentu dengan nada rasis.

Tidak tanggung-tanggung, polisi disiapkan secara khusus untuk menangani hal itu. Setelah dirasa ada pelanggaran, polisi akan mengamankan pemain atau penonton yang melakukan tindakan rasis. Namun pertandingan tetap dilanjutkan.

Namun jika kejadian tersebut berulang, akan ada pembicaraan dengan wasit, perwakilan EUFA, dan polisi, jika harus menghentikan pertandingan dan meninggalkan stadion. Jika pihak tertentu terbukti bersalah melakukan pelecehan ras, mereka akan dikenakan sanksi pidana yang berlaku. Jika ditemukan ada pelanggaran yang dilakukan pemain dalam tim, hukuman dapat diberikan terhadap tim tersebut, berupa diskualifikasi dari kompetisi.

Memang, wasit harus menjadi raja yang adil di lapangan. Desakan menjadi garda terdepan itu juga berupa pengusiran pemain bila bertindak rasis kepada pemain lain. Wajar bila belum lama ini pemain Italia, Mario Balotelli mengancam akan keluar lapangan bila penonton melecehkannya dan melemparinya kulit pisang. "Saya akan langsung meninggalkan lapangan bila itu dilakukan," tegas pemain Manchester City ini.

Aturan ini sangat merepotkan. Karena UEFA akan menunjuk asosiasi sepak bola di negara asal suporter yang bertindak berlebihan. Contohnya, kalau ada fans Jerman yang berbuat rasis maka Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) juga yang harus membayar denda fans mereka senilai 20.000 euro (Rp 232 juta).

Apalagi kondisi Polandia dan Ukraina yang masih kental aroma rasis dari sisa pengikut neo Nazi Jerman. Bahkan masih ada tindak pelecehan dari warga ras Afrika dan Asia di negara itu.

Kalau itu terjadi di lapangan, maka bisa memprihatinkan dunia sepak bola dan di sinilah peran wasit dipertaruhkan. Bukan hanya sebagai pengadil untuk pertandingan, tetapi juga sebagai hakim yang tegas atas perilaku tidak pantas di dalam stadion.

Memang aturan tersebut belum sempat dijalankan sebelumnya dalam sepakbola Eropa. Namun penyelenggara turnamen di Eroap Timur telah merasakan risiko yang berbeda. Meski begitu, UEFA yakin bahwa permasalahan rasisme akan dapat diredam dalam penyelenggaraan Euro 2012 Polandia-Ukraina nanti.

Di luar tugas sebagai 'polisi antirasisme', wasit masih mendapat tugas tambahan dari UEFA untuk mengawal pemain ke tempat yang aman jika pecah keributan saat laga masih berjalan. "Salah satu tugas wasit ialah melindungi pemain dan kami telah mengingatkan mereka untuk membereskan persoalan yang bisa membahayakan keselamatan pemain," kata Ketua Perwasitan UEFA, Pierluigi Collina.

Bukan tugas yang ringan tentu saja, mengingat ancaman itu sangat riil karena telah terjadi sejumlah aksi demonstrasi rasisme di berbagai wilayah Polandia maupun Ukraina. Belum lagi, tugas mereka yang sudah berat dalam menghadapi tekanan pemain maupun ofisial tim.

Hal itu berhubungan dengan tugas kedua para wasit untuk menjaga citra pertandingan. UEFA tidak menginginkan para pemain terlihat mengerubungi para pengadil lapangan untuk protes. Wasit dituntut berlaku setegas mungkin untuk menghindari hal itu. "UEFA tidak ingin ada wasit yang terlihat dikerubuti pemain yang melakukan protes. Saya sarankan provokator hal ini langsung diberi kartu kuning, bahkan merah kalau perlu," tegas eks wasit plontos Italia itu

Nah, memang semakin kompleks tugas seorang wasit. Tidak hanya mengawal pertandingan agar lancar, bersih dan aman, tetapi juga meminimalisir kontroversi. Dan yang tak kalah penting adalah mereka tetap tegas dan adil..(Tribunnews/wid)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan