Banyak Faktor Yang Bikin Parah Banjir Balikpapan
Selain curah hujan yang tinggi, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir di Balikpapan.
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Selain curah hujan yang tinggi, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir di Balikpapan. "Pengupasan lahan di daerah hulu, belum terealisasinya pelebaran Sungai Ampal, dan normalisasi di hilirnya.
Belum lagi aktifitas masyarakat yang membangun di daerah resapan air," beber Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Balikpapan, Suryanto, Senin (11/6/2012).
Tidak hanya itu, bozem yang ada saat ini masih dirasa sangat kurang. Padahal, bozem berfungsi menahan laju air yang masuk ke drainase. "Dalam perencanaan, kita masih memerlukan banyak bozem. Sejak 2006 lalu kita sudah punya rencana bangun bozem, dan beberapa bozem yang direncanakan itu terdapat di kota.
Dalam masterplan penanganan banjir yang dimiliki Balikpapan, terdapat tiga kegiatan utama yang wajib direalisasikan guna mengatasi banjir. Salah satunya yakni mengamankan daerah hulu sungai dari pengupasan lahan.
"Mengamankan daerah hulu dengan penghijauan. Semakin banyak lahan yang terkelupas, maka aliran permukaan (surface run off) juga semakin banyak. Mungkin juga banyak penghijauan kita yang belum berhasil. Kemudian komitmen pengembang dalam penghijauan belum terlaksana, karena memang penghijauan memerlukan waktu untuk tumbuh," ungkapnya.
Dua kegiatan lainnya yakni menambah jumlah bozem di lokasi rawan banjir, serta melakukan normalisasi di muara sungai. Sehingga, limpasan air bisa segera dialirkan ke laut.
"Tiga kegiatan pokok itu saja sebenanrnya yang harus dilakukan. Yakni mengamankan daerah hulu, termasuk menjaga ketat dua hutan lindung kita. Kemudian membangun bozem di lokasi yang telah direkomendasikan dalam masterplan penanganan banjir, serta normalisasi saluran buang di hilir," ucapnya.
Suryanto juga berharap kerjasama dari semua pihak guna mengatasi persoalan banjir ini. Menurut Suryanto, penanganan banjir harus dilakukan secara kompeherensif dengan melibatkan banyak pihak. "Ya termasuk juga kesadaran masyarakat untuk tidak beraktifitas di daerah yang menjadi kawasan tangkapan air. Karena itu menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir," pungkas Suryanto.
Baca juga: