Jumat, 22 Agustus 2025

Kaki Trimah Lincah Membatik, Motifnya pun Bagus

TERLAHIR dengan organ tubuh yang tak sempurna, tak membuat Trimah (22) putus asa. Torehan motif batik dari kakinya tak kalah bersaing.

zoom-inlihat foto Kaki Trimah Lincah Membatik, Motifnya pun Bagus
TRIBUN JOGJA
Trimah dengan segala kekurangannya mampu membatik. Torehan motif batik dengan kakinya tak kalah bersaing.

TRIBUNNEWS.COM - TERLAHIR dengan organ tubuh yang tak sempurna, tak membuat Trimah (22) putus asa. Ia justru bisa mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu hidup mandiri dan mengaktualisasikan ide - ide segarnya lewat torehan demi torehan hingga menjadi motif batik di atas sehelai kain yang bisa ia jual hingga Rp 500 ribu.

Rutinitas itu mulai dijalani oleh dara yang kedua lengannya tak tumbuh normal ini, sejak tahun 2010 silam. Selain kedua lengannya, ia juga mengalami kendala saat berbicara dengan intonasi yang kurang jelas. Meski begitu, Trimah yakin benar bahwa kondisinya ini merupakan pilihan terbaik yang diberikan kepadanya.

"Minder sih enggak, hanya suatu kali saya sempat down karena belum bisa membahagiakan kedua orang tua. Target saya, mencapai kehidupan yang mandiri, karena dengan begitu saya yakin kedua orang tua saya bahagia," tandas anak dari pasangan Suyanto dan Karmini ini.

Saat ditemui pada Sabtu (16/6/2012) siang, ia tengah menyelesaikan salah satu karya motif batiknya di Jogja Gallery. Kain batik polos ia sandarkan ke sebuah sudut meja, kemudian ia rapikan semua peralatan membatik, mulai dari kompor kecil, wadah malam, canting, serta lap kain.

Gerakan kakinya lincah saat mengambil canting yang ia jepit diantara jari - jari kaki kanannya. Sedangkan kaki kirinya ia gunakan untuk menahan kanvas yang tak jarang bergeser posisinya.

Satu bidang kanvas ini, bisa ia selesaikan dalam jangka waktu satu hari. Sedangkan untuk menyelesaikan satu lembar kain batik, secara keseluruhan ia menghabiskan waktu hingga satu bulan lamanya.

Remaja asal Magelang ini, tak mau menyerah pada keadaan. Ia juga tak mau dikasihani dan dibedakan hanya karena kondisinya itu. Hal ini ia buktikan bahkan sejak memasuki usia sekolah dasar. "Dari SD hingga SMA saya tidak masuk ke sekolah luar biasa, tapi saya memilih belajar di sekolah umum," jelasnya.

Selama mengenyam pendidikan itu, ia tak pernah menemukan kendala yang berarti. Sebaliknya ia bisa menyesuaikan diri serta bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Pun demikian halnya dengan pergaulannya sehari - hari yang sama sekali diakuinya tak pernah terbatasi.

Bahkan, ia kini sudah menjalin hubungan dekat dengan seorang pria yang menjadi tambatan hatinya.

"Saya punya target menikah di usia 25," ungkap remaja yang kini bekerja menjaga stan penjualan kerajinan tangan milik Pusat Rehabilitasi Yakkum di Melia Purosani ini.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan