Ritual Labuhan Merapi
Menyelami Eksotisme Ritual di Lereng Merapi
Rangkaian prosesi Labuhan Merapi selesai dilaksanakan pada Kamis (21/6/2012) sekitar pukul 09.30 WIB
Editor:
Hendra Gunawan

Laporan Reporter Tribun Jogja, Mona Kriesdinar
TRIBUNNEWS.COM - Rangkaian prosesi Labuhan Merapi selesai dilaksanakan pada Kamis (21/6/2012) sekitar pukul 09.30 WIB. Adapun secara keseluruhan, prosesi inti yang dimpimpin oleh Juru Kunci Merapi, Ki Lurah Suraksosihono atau Mbah Asih ini berlangsung selama dua jam.
Seselesainya ritual tersebut, ratusan masyarakat berduyun - duyun menuruni jalan setapak dengan tingkat kemiringan curam. Jalan selebar sekitar 1,5 meter itu, digunakan sebagai jalur utama menuju prosesi inti di Alas Bedengan yang biasa ditempuh selama setengah jam perjalanan dari pertigaan jalur pendakian Kinahrejo.
Perlu kehati - hatian saat melewati jalur tersebut, lantaran setelah erupsi tahun 2010 silam, banyak material pasir dan batu yang berserakan. Selain itu, disamping kiri dan kanan jalan terdapat tebing curam yang merupakan hulu Kali Kuning dan Kali Gendol.
Sementara itu, sisa - sisa erupsi merapi perlahan sudah mulai hilang di jalur yang sempat luluh lantak ini. Kini, hamparan hijau pepohonan dan rumput sudah tumbuh subur di kawasan itu. Lokasi ini juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan lereng merapi. Hingga wajar saja, dimanfaatkan sejumlah warga untuk menjajakan aneka makanan ringan.
Di lokasi ini, ada tempat wisata unggulan berupa artefak mobil ATV yang kini hanya tinggal menyisakan kerangka yang sudah berkarat. Ada pula dua unit sepeda motor yang juga hangus terbakar. Di tempat yang sama, terdapat tetengger yang menjadi lokasi rumah Mbah Maridjan serta tempat peristirahan terakhir sang juru kunci merapi ini.
Peninggalan tersebut, merupakan bukti - bukti keganasan erupsi merapi tahun 2010 silam. Sebuah kedahsyatan erupsi merapi yang meluluhlantakan kawasan sekitar. Namun kini, bencana itu menyisakan hamparan hijau pepohonan yang menarik perhatian wisatawan.
"Amazing, I have never seen it before, I think I love merapi mountain so much," ujar Nicolas colleoni, wiasatawan asal Perancis yang datang bersama 9 orang temannya.
Prosesi ini memang menarik wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara. Menurut juru kunci merapi, Mbah Asih, prosesi itu memang menjadi atraksi budaya yang menjadi aset pariwisata. Terbukti, prosesi itu tak pernah sepi dari pengunjung.
Baca juga: