Inflasi Jabar Bisa Mencapai 2 Persen
Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Wilayah VI Jabar-Banten, Lucky Fathul Aziz Hadibrata,
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Wilayah VI Jabar-Banten, Lucky Fathul Aziz Hadibrata, memprediksi pada Ramadan tahun ini Jabar mengalami inflasi lebih tinggi daripada momen yang sama 2011. Perkiraannya, pada momen Ramadan, termasuk Idulfitri 2012, tingkat inflasi di Jabar naik menjadi 1,5-2 persen.
"Pada momen yang sama tahun lalu inflasi di Jabar sebesar 1,2 persen," kata Lucky, di Kantor BI, Jalan Braga Bandung, Rabu (4/7/2012).
Menurut Lucky, beberapa hal yang berpotensi memicu terjadinya inflasi tersebut antara lain sikap antisipatif kalangan industri berkaitan dengan kenaikan harga gas industri sebesar 50 persen secara bertahap mulai September 2012. Terbitnya kebijakan pemerintah tentang pembatasan impor produk-produk hortikultura juga memengaruhi tingkat inflasi.
"Hal lain yang memengaruhi inflasi adalah belum ada kepastian mengenai pemulihan ekonomi global. Kondisi ini dapat membuat rupiah berada dalam tekanan. Belum lagi kemungkinan kuota konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi dalam APBN Perubahan 2012 terlewati," kata Lucky.
Untuk mengantisipasi inflasi ini, BI berkoordinasi dengan pemerintah daerah, termasuk Perum Bulog Divisi Regional Jabar, untuk mengintensifkan operasi pasar yang sumber dananya dari APBD senilai Rp 10 miliar. Termasuk menggelar pasar murah, operasi pasar keliling, dan rapel program beras kalangan miskin.
Langkah berikutnya, kata Lucky, terus memberikan informasi kepada publik mengenai pasokan dan ketersediaan kebutuhan, termasuk bahan makanan, yang mencukupi. "Kami pun mengimbau masyarakat supaya mengubah pola konsumsi. Misalnya, yang semula mengonsumsi protein hewani, menjadi protein nabati," ujarnya.
Meningkatnya inflasi itu berpotensi menyebabkan kebutuhan dana meningkat. Karena itu, BI menyiapkan dana senilai total Rp 8,66 triliun untuk tarik tunai serta penukaran uang. Dana itu melebihi realisasi penyiapan dana segar 2011, yang nilainya Rp 6,16 triliun.
Lucky memperkirakan, nilai uang yang keluar dari BI di wilayah kerjanya berpotensi berada pada level Rp 7,71 tirliun. Jumlah itu didapat dari perkirakan meningkatnya penarikan dana oleh perbankan hingga 46,7 persen dan penukaran uang melalui BI yang naik 47,3 persen.