Warga Sumba Timur Sangsikan Bantuan SBY
Warga setempat masih meragukan sasaran bantuan Presiden SBY untuk pengembangan sektor peternakan di daerah itu.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Pos Kupang, John Taena
TRIBUNNEWS.COM, WAINGAPU - Kunjungan kerja Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) ke Desa Maubokul, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur pekan lalu membawa angin segar bagi warga di wilayah itu. Namun warga setempat masih meragukan sasaran bantuan Presiden SBY untuk pengembangan sektor peternakan di daerah itu. Sebab, warga khawatir bantuan yang disalurkan tidak tepat sasaran.
Keraguan warga itu dikemukakan dua Ketua Kelompok Tani Peternak, Yohanis Hamaduna (Ketua Kelompok Nggaha Ori Angu, Desa Rindi, Kecamatan Rindi) dan Andreas Nainggeding
(Ketua Kelompok Ternak Sapi Sumba Ongole di Desa Mbata Kapidu, Kecamatan Kota Waingapu) yang ditemui Pos Kupang (Tribun Network) terpisah di Waingapu, Jumat (13/7/2012).
"Kami masih pertanyakan bantuan Presiden SBY itu. Apakah Sumba Timur yang mau dijadikan sebagai gudang ternak ini hanya untuk kalangan tertentu saja, atau melibatkan seluruh masyarakat petani peternak di daerah ini. Kalau hanya sekadar angin segar yakni masyarakat hanya dijadikan penggembala ternak orang-orang tertentu saja, maka tidak ada manfaatnya bagi petani peternak," kata Andreas.
Hal senada dikatakan Yohanis Hamaduna. Menurut dia, berapa banyak jumlah ternak milik warga dari populasi ternak besar di daerah itu sehingga bisa mencapai 121 ribu ekor. Sebab, dilihat dari aspek kepemilikan, ternak yang ada di daerah itu lebih banyak dikuasai oleh para pengusaha dan oknum pejabat serta petugas tertentu.
"Selama ini memang ada bantuan sapi, tapi tidak banyak yang sampai ke sasaran petani kecil. Pengalaman yang terjadi selama ini, oknum pejabat dan petugas tertentu itu menjadi pemilik ternak terbanyak, karena mereka selalu menjadi sasaran empuk bantuan dari pemerintah. Mereka yang menerima semuanya," kata Yohanis.
Yulius Makonda, salah satu petani peternak lainnya juga mengaku merasa sangsi dengan rencana pengembangan ternak di daerah itu. Alasanya, berdasarkan pengalamannya, selama ini banyak bantuan yang sudah digulirkan untuk peternakan di Sumba Timur, namun tidak sampai ke tangan warga.
"Sudah menjadi rahasia umum, selama ini penerima bantuan hanya oknum pejabat atau petugas tertentu," katanya.
Warga Desa Maubokul, kata Makonda, selama ini hanya sebagai penggembala dan bukan pemilik ternak. Karena sebagian besar ternak yang berkeliaran di padang penggembalaan di wilayah itu rata-rata milik pengusaha dan oknum pejabat.
Selain itu, bantuan yang selama ini disalurkan ke daerah itu lebih banyak mengendap di tangan orang-orang tertentu. "Apakah masuk akal kalau anggota kelompok itu alamatnya di Rada Mata yang nota bene adalah kawasan perkantoran? Itu sudah bukan rahasia lagi, dan selama ini faktanya memang demikian," tandas Makonda.
Baca Juga: