Minggu, 24 Agustus 2025

Kebakaran Tewaskan Tujuh Nyawa Tiga Generasi

Ia menduga, saat kebakaran, lima penghuni rumah tempat pengurusan pemakaman saling berpelukan dan berdoa.

zoom-inlihat foto Kebakaran Tewaskan Tujuh Nyawa Tiga Generasi
TRIBUN JOGJA
Kebakaran melanda sebuah rumah di Jalan Tirtoyoso IX Nomor 5, Semarang Timur, Sabtu (4/8/2012) siang.

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Bau daging terbakar langsung menyeruak, begitu tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR, dan Pemadam Kebakaran Semarang mengeluarkan satu per satu kantong berisi tujuh mayat.

Ketujuh mayat adalah korban kebakaran di sebuah rumah di Jalan Tirtoyoso IX Nomor 5, Semarang Timur, Sabtu (4/8/2012) siang.

Ketujuh korban berasal dari tiga generasi. Seorang nenek, anak perempuannya, dua cucu, serta tiga babysitter tewas dalam waktu setengah jam. Total, lima unit kebakaran diturunkan.

"Ketujuh korban ditemukan berkumpul di depan kamar mandi. Tepatnya, lima di bawah tangga, dan dua orang hendak menuju kamar mandi," kata relawan BPBD Heri usai mengevakuasi korban.

Ia mengatakan, posisi lima mayat saling berdempetan satu sama lain. Posisi mereka telungkup.

Ia menduga, saat kebakaran, lima penghuni rumah tempat pengurusan pemakaman saling berpelukan dan berdoa. Sedangkan dua jenazah yang hendak ke kamar mandi adalah seorang babysitter dan anak asuhnya.

Suwati, pekerja di rumah pemakaman dari Yayasan Budi Kasih yang selamat karena berada di luar rumah menuturkan, kejadian bermula sekitar pukul 14.00 WIB.

Sekitar dua jam sebelumnya, genset yang menggantikan listrik tiba-tiba terbakar. Ketika seseorang hendak mematikan, api justru membesar dan langsung melahap isi rumah.

Suwati yang kebetulan berada di luar rumah, langsung menyelamatkan diri. Saat itu, di dalam rumah ada tujuh orang, yaitu majikannya, Cik Liu (Lousiana yang berusia sekitar 51 tahun); anak perempuannya, Vini; dua cucunya, Gabriel (9 bulan) serta Gio (3,5 bulan); dan tiga babysitter bernama Desy, Tary, serta Rapiah, ketiganya berumur sekitar 20 tahun.

Suwati mengaku sempat melihat seseorang yang sempat keluar, yaitu Lousiana atau nenek. Tapi, karena teringat cucunya, sang nenek memilih kembali ke dalam. Keputusan itu membuatnya ikut menjadi korban.

"Saat itu kami sedang bekerja merangkai bunga," ujar Suwati.

Melihat kejadian itu, warga sekitar langsung memanggil pemadam kebakaran, dan bergotong royong memadamkan api dengan cara manual.

Gang yang tidak begitu besar membuat upaya pemadam kebakaran sempat kesulitan. Mobil damkar yang besar tidak bisa masuk, dan hanya menunggu di depan gang.

Ratusan warga yang berkumpul di sekitar lokasi kejadian pun sempat mengganggu. Tapi, akhirnya dua pemadam kebakaran berukuran sedang bisa masuk.

Proses pemadaman api berlangsung sejam lebih. Lantas, para relawan langsung mengevakuasi jenazah para korban. (*)

BACA JUGA

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan