Kasus Century
Antasari Heran Kenapa JK Tak Hadir Rapat dengan SBY
Yang dia heran, justru di rapat itu tak ada Wapres Jusuf Kalla (JK)
Editor:
Dahlan Dahi

TRIBUNNEWS.COM - Para pembantu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ramai-ramai membantah pernyataan mantan Ketua KPK, Antasari Azhar. Mendapat reaksi demikian Antasari menganggap wajar saja mereka serta-merta membantah.
"Wajar mereka bersikap seperti itu. Sebagai bawahan biasanya membela atasan. Saya bicara apa adanya," kata Antasari, seperti dikutip Bambang Soesatyo yang mengunjungi Antasari di LP Tangerang, Sabtu (11/8/2012) lalu.
Tribun Jakarta (TRIBUNnews.com Network) melaporkan, Bambang bertemu Antasari sekitar pukul 08.00 WIB, dan baru meninggalkan LP sekitar pukul 11.30.
"Pak Antasari mengatakan apa yang disampaikan itulah yang terjadi. Posisi duduknya pun Pak Antasari masih ingat betul. Dia duduk di antara Jaksa Agung dan Kapolri. Dan, itu bisa ditanyakan pada orang-orang yang hadir," tegas Bambang.
Dari cerita Antasari, kata Bambang, di awal-awal rapat presiden tak menyampaikan masalah bailout. Presiden hanya minta tanggapan KPK sebagai penegak hukum, jika pemerintah melakukan terobosan untuk mengantisipasi dampak krisis global.
Lihat Juga: Periksa Presiden SBY!
Di akhir rapat, baru disinggung rencana penyuntikan dana terhadap bank tertentu. Saat itu, Antasari tak terlalu menghiraukan rencana penyuntikan itu, sebab memang belum ada bailout. Yang dia heran, justru di rapat itu tak ada Wapres Jusuf Kalla (JK). Padahal, masalah perekonomian menjadi tanggungjawab JK.
"Ternyata, rapat itu hanya bungkus. Bungkusnya adalah penyelamatan ekonomi dan antisipasi krisis global. Tapi, arahnya penyelamatan bank," jelas Bambang.
Kendati testimoni Antasari meyakinkan, wakil rakyat dari PDIP TB Hasanuddin menganggap belum jelas betul. "Pak Antasari harus membuka secara utuh, apa saja yang dibicarakan dalam rapat itu. Lalu arahannya (presiden) seperti apa. Karena dengan arahannya, maka bisa dilihat apakah SBY terlibat atau tidak dalam perkara besar itu," tegas TB Hasanuddin.
Kalau Antasari tak mengungkap tuntas, bisa dituduh menyebar fitnah kepada presiden dan tindakan itu tak baik di tengah era keterbukaan. "Kalau Antasari tak terbuka, arah pukulan politik akan berbalik kepadanya karena dianggap ikut menyembunyikan kasus Century," tegasnya.
"Pak Antasari boleh saja minta perlindungan fisik kepada lembaga yang berwenang (LPSK) untuk jaminan keamanan setelah mengungkap kasus ini. Tapi, lebih penting lagi mintalah dukungan politik dari rakyat," saran TB Hasanuddin.
Antasari menyambut gembira. Ia menyatakan tak puas testimoni di TV. Ia justru ingin segera buka-bukaan kasus Century di DPR. Ia menyatakan kesiapannya menyampaikan informasi yang dia ketahui seputar kasus skandal bailout Century kepada DPR.
"Saya kenal baik beliau. Saya datang membesuk sekaligus mengkonfirmasi apa yang disampaikan beliau di TV. Beliau sehat dan tak terlihat ada beban. Beliau sangat nothing to lose saja," tutur Bambang.
Ia menilai kesaksian Antasari merupakan informasi penting untuk digunakan mengungkap kembali skandal megakorupsi Century. Timwas Century bermaksud mengundang Antasari untuk menyampaikan segala hal yang diketahuinya di hadapan Timwas Century usai Lebaran.
"Dia menyatakan kesiapannya. Dia sudah lama menahan diri. Sekarang saatnya dia menyampaikan apa yang dia ketahui kepada publik sebagai tanggungjawab moralnya sebagai warga negara," tegas Bambang.