Kampus UNS Kembangkan Sepeda Listrik
Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) mengembangkan sepeda listrik hybrid yang akan diproduksi secara massal.
Editor:
Budi Prasetyo

Laporan Wartawan Tribun Jogya/ Ikrob Didik Irawan
TRIBUNNEWS.COM SOLO, - Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) mengembangkan sepeda listrik hybrid yang akan diproduksi secara massal. Keunggulan sepeda listrik itu jika dibandingkan sepeda serupa di pasaran adalah murni dibuat dari rangka sepeda angin. Sehingga bentuk body bukan perkawinan antara skooter dengan sepeda angin.
Sepeda tersebut adalah hasil kreasi dari tim D3 Fakultas Teknik Mesin UNS yang beranggotakan seorang dosen pembimbing dan 8 mahasiswa. Ada dua tipe sepeda yang berhasil dirancang oleh tim, yakni sepeda downhill dan sepeda lipat (seli). "Saat ini memang banyak sepeda listik buatan luar negeri. Tapi sepeda listrik ini murni menggunakan rangka sepeda angin yang dimodifikasi, bukan rangka skooter," kata Prof Muhammad Nizam ST, MT, Phd, Rabu (29/8).
Menurut Nizam, keuntungan penggunaan rangka sepeda tersebut adalah tak merepotkan jika sewaktu-waktu mesin macet dijalan. Sebab, pengendara bisa langsung menggenjot pedal untuk menjalankan sepeda. "Jadi tak perlu repot-repot menggenjot mesinnya. Tinggal dioperkan, untuk menjalankan sepeda secara manual. Tenaga sepeda ini bisa berasal dari listrik dan manual," katanya.
Menurut Nizam, pada tipe sepeda downhill, memiliki berat sekitar 60 kilogram. Sedangkan tipe seli namun tak bisa di lipat memiliki berat sekitar 45 kilogram. Sepeda cukup berat karena menggunakan in whell motor dan aki berbatrey 15 volt. "Sekali charge, aki butuh waktu sekitar 3 hingga 4 jam. Saat dipakai, akan tahan hingga 40 kilometer sampai 50 kilometer,” ujarnya.
Tahan hanya tahan lama, sepeda ini juga terbilang kuat karena mampu mengakut beban hingga berat 100 kilogram atau 1 kwintal. Soal kecepatan, sepeda mampu melaju setara dengan 0,5 hingga ¼ horse power (tenaga kuda). Namun kecepatan itu masih perhitungan kasar, karena tenaga bisa ditingkatkan lagi setelah sejumlah perbaikan dilakukan.
Biaya pembuatan untuk satu unit sepeda berkisar antara Rp 6 hingga 7 juta. Namun menurut Nirzam, jika diproduksi secara massal, harganya bisa lebih murah lagi. Tapi berapa kisaran harga pasti jika sepeda dijual dipasaran, masih belum dihitung. "Untuk awal-awal, akan digunakan di dalam kampus UNS dulu. Misalnya digunakan bagi petugas pengantar surat atau satpam di tiap-tiap fakultas. Jadi mereka tak perlu pakai motor, cukup pakai sepeda," katanya.
Staf Humas dan Kerjasama UNS Bachtiar mengatakan, tak seperti mobil listrik yang sebelumnya sudah dikembangkan, sepeda listirk itu belum punya nama. Pemberian nama kemungkinan akan dilakukan pada saat mulai diluncurkan nanti. Saat ini, sepeda dipajang di pameran Hari Teknologi Nasional yang diselenggarakan di Bandung pada , Kamis (30/8). “Kami juga memamerkan mobil listrik UNS, yang masuk dalam program nasional pengembangan mobil listrik,” ujarnya. (dik)
Baca Juga :
- Warga Sungai Lancang Belum Nikmati Listrik 16 menit lalu
- Buaya Tiba-tiba Muncul di Sungai Jembatan Trem Pangkalpinang 29 menit lalu
- 15 Ribu Hektare Sawah Nunukan Terbengkalai 41 menit la