Sabtu, 11 Oktober 2025

Penembakan Solo

Kelompok Solo Rencanakan Penyerangan di Hari Kemerdekaan

Bayu Setiono ditangkap di Karanganyar dalam keadaan hidup.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Kelompok Solo Rencanakan Penyerangan di Hari Kemerdekaan
Tribun Timur/Muhammad Abdiwan
Para anggota kepolisian dari Polda Sulsel menghadiri upacara penyambutan jenazah Bripda Suherman, anggota Densus 88 antiteror yang tewas dalam penyergapan kelompok terduga teroris di Solo, di Bandara Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (1/9/2012).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri mengungkap, tiga tersangka terorisme yang ditangkap di Jawa Tengah pada 31 Agustsus 2012, telah merencakan penyerangan pada Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2012 lalu.

Diberitakan sebelumnya, Farhan dan Mukhsin ditangkap di Solo dalam keadaan tewas seusai baku tembak dengan tim Densus 88 Polri. Sementara, Bayu Setiono ditangkap di Karanganyar dalam keadaan hidup.

"Sementara dari pemeriksaan Bayu memang terlihat dalam proses kegiatan ini, dia (Bayu) terlibat proses perencanaan. Jadi, ada upaya penentuan itu tanggal 17 Agustus dikaitkan bersamaan dengan Hari Proklamasi," ujar Karo Penmas Humas Polri, Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (3/9/2012).

Pemilihan itu memang direncanakan, Bayu juga diminta tolong untuk menukarkan plat-plat nomor kendaraan yang mau dipakai dan juga Bayu diikutkan di dalam aksi di tiga lokasi itu. Hanya di lokasinya itu mereka berganti pasangan," katanya.

Seperti diberitakan, terjadi penembakan oleh dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor terhadap Pos Pam Polisi Gemblengan, Serengan, Surakarta, pada 17 Agustus 2012, yang melukai dua polisi.

Hari berikutnya, giliran giliran Pos Pam Polisi di Gladak, Solo, yang dilempar granat jenis nanas oleh dua orang yang mengendarai motor. Dalam peristiwa tersebut tidak memakan korban jiwa.

Menurut Boy, Farhan dan Bayu adalah orang yang menjadi eksekutor aksi teror-teror tersebut.

"Dalam eksekutor utamanya tergambar dari pemeriksaan Bayu adalah sepasang dengan Farhan. Namun, pasangannya memang berganti-ganti. Setiap melakukan aksinya itu, ada yang bertindak sebagai eksekutor. Ada yang melakukan pengamatan dan membantu mem-back-up. Kalau kita lihat kan hanya satu sepeda motor, tapi kalau kita lihat lebih dari itu," papar Boy.

Kini, Bayu masih dalam "penguasaan" Densus 88 untuk pemeriksaan dan pengembangan kasus. "Kami berharap dari keterangan Bayu ini ada hal2-hal yang lebih bagus lagi untuk kami kembangkan lebih lanjut," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved