Kerusuhan Sampang
Pengungsi Anak di Sampang Sudah Kembali Sekolah
Dalam berbagai konflik dibelahan dunia, anak-anak selalu menjadi korban yang terlupakan. Begitupun konflik sosial di Sampang, Madura.
Penulis:
Wahyu Aji
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam berbagai konflik dibelahan dunia, anak-anak selalu menjadi korban yang terlupakan. Begitupun konflik sosial di Sampang, Madura.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengungkapkan, akibat konflik sosial di Sampang, sekitar 100 anak, yang sekolahnya terancam putus dijalan mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA.
"Kemarin saya ke sampang, salah satu tugas saya memastikan anak pengungsi, dalam keadaan apapun harus bersekolah, karena itu hak. Jadi ada 16 PAUD, 18 TK, 52 SD, 12 SMP, dan 2 SMA," kata Nuh, kepada wartawan usai penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (3/8/2012).
Lebih jauh Nuh menuturkan bahwa pihaknya sudah menyampaikan kepada Sudin Pendidikan setempat, kalau semua anak yang dalam usia sekolah harus mendapatkan pendidikan walaupun dalam kondisi di pengungsian.
"Dari tingkat PAUD sampai SMP kita datangkan tenda pengusian, sedangkan khusus SMA kita titipkan ke sekolah setempat, agar tidak ketinggalan pelajaran mereka," tuturnya.
Menurut Nuh, sejumlah pelajaran yang diberikan kepada anak pengungsi di Sampang, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan terapi trauma healing serta mata pelajaran sama seperti sekolah biasa.
"Dalam keadaan bencana alam dan konflik sosial anak-anak harus berikan perlindungan untuk bersekolah," imbuhnya.
Klik: