Lansia di Palu Terima Bantuan dari Mensos
Data Kementerian Sosial menyebutkan di Indonesia saat ini terdapat 20 juta orang lansia.

TRIBUNNEWS.COM, PALU - Data Kementerian Sosial menyebutkan di Indonesia saat ini terdapat 20 juta orang lansia. Dari 20 juta lansia tersebut terdapat 2,8 juta orang lansia yang telantar. Menurut Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, saat ini Kementerian Sosial hanya mampu menangani 50 ribu orang lansia saja. Termasuk memberi jaminan hidup sebesar Rp 300 ribu per bulannya.
"Banyak yang belum kita tangani. Saya berharap mari kita saling bahu membahu, baik pemerintah maupun dunia usaha untuk memberikan perhatian penuh. Karena sungguh tidak adil jika mereka kini dilupakan. Biar bagaimana juga para lansia ini pernah berbuat untuk bangsa ini," kata Mensos saat mengunjungi keluarga prasejahtera di Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan Besusu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Senin (3/9/2012).
Keluarga prasejahtera yang beruntung dikunjungi Menteri Sosial adalah Siem (60) dan suaminya Suko (70) yang tinggal di RT 2 RW 3. Keduanya tak menyangka akan kedatangan tamu istimewa hari ini. Tak banyak kata yang terucap dari bibir Siem dan Suko. Mensos Salim Segaf Al Jufri datang bersilaturahmi dan berjabat tangan dengan suami istri ini.
Siem hanya bisa menitikkan air mata, begitupun suaminya. Terharu dan seakan tidak percaya ada seorang menteri berkunjung ke rumah kosnya. Ya, hari ini mereka menerima bantuan dari Menteri Sosial berupa sembako dan uang tunai sebesar Rp 1 juta. Siem dan suaminya Suko, selama 15 tahun tinggal di rumah kos-kosan yang hanya terbuat dari kayu. Kondisi bangunannya jauh dari layak huni. Belum lagi bau got di depan kosnya yang menyengat hidung jika angin bertiup.
Setiap bulan mereka harus membayar sewa kos sebesar Rp 50 ribu. Belum lagi untuk kebutuhan lainnya. Untuk menyambung hidup, Siem lah yang mencari nafkah. Sementara suaminya sudah lama tidak bekerja karena faktor usia.
Siem mengaku selama ini tak ada keluarganya, baik dari suami maupun dari pihaknya yang menjenguk. Agar dapur tetap ngebul, Siem berjualan nasi kuning yang ia jajakan di depan rumah kosnya. Jika sedang laris, 20 bungkus nasi kuning yang dibuatnya setiap hari, laku terjual. "Kalau tidak habis saya dan suami saya makan. Kadang kita kasih sama tetangga," tutur Siem.
Satu bungkus nasi kuning dijual Siem seharga Rp 2.500. Nah, keuntungannya dipakai untuk modal buat nasi kuning esok harinya. Begitu seterusnya. Siem mengaku bersyukur, mendapat bantuan ini. Menurutnya bantuan ini akan dijadikan modal untuk usahanya.
Ternyata tak hanya Siem dan suaminya saja yang beruntung hari ini. Ina Kala (70) seorang janda, juga mendapat bantuan yang sama. Kondisi Ina Kala tak jauh berbeda dengan kondisi Siem dan suaminya. Sama-sama miskin dan telantar. Hanya para tetangga yang peduli yang terkadang memperhatikan mereka.