Pantesan Dagingnya Lembut, Ayamnya Ternyata Masih Perjaka
Tidak seperti ayam kampung cenderung alot ketika usai dimasak, ayam geprek khas Seragen ini justru dagingnya lembut.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Unik dan tentu saja nikmat. Dua kata kunci yang selalu dicari para pemanja lidah dimanapun berada. Tidak terkecuali pada Ayam Geprek khas Sragen di Bandar Lampung ini, keputusan memilih dan menggunakan ayam kampung sebagai bahan dasar kuliner dinilai cukup berani.
Tentu saja ketika setelah mencicipi secara langsung, tekstur ayam kampung yang kerap alot (keras) sama sekali tidak ditemui pada kuliner ini. Bahkan teksturnya berubah cenderung lebih lunak, juicy, dan gurih ketika sampai di mulut.
Heldy Sanjaya selaku pemilik usaha kuliner ini mengatakan, kunci kenikmatan tersebut ada pada pemilihan jenis ayam kampung dan proses pengolahan. Pria dengan potongan rambut model boyband korea yang stylish tersebut mengatakan, ayam kampung cenderung alot ketika usai dimasak karena yang digunakan merupakan ayam yang sudah sepuh atau berumur.
"Nah untuk mendapatkan tekstur daging yang lembut, kita hanya memilih menggunakan ayam kampung yang masih perjaka (belum kawin) dengan bobot kurang dari satu kilogram (7-9 ons)," ujarnya membeberkan rahasia dapur ayam geprek. Usai itu, sambung dia, ayam kemudian langsung dipotong.
"Perlu ditekankan disini, khusus setelah pemotongan kami tidak membiarkan ayam terkontaminasi udara bebas terlalu lama. Kami akan segera membersihkan dan memprosesnya dengan bumbu, atau pilihan lainnya langsung disimpan dalam freezer untuk menjaga kesegaran daging ayam," papar pria asli Sragen ini.
Dijelaskan olehnya, ayam potong yang dibiarkan lama dalam udara bebas memiliki kecenderungan terapapar bakteri patogen lebih banyak dan tidak baik untuk kesehatan.