Kasus Hambalang
Siapa 'Orang Cikeas' yang Sedang Ditelisik KPK?
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku tengah memvalidasi petunjuk dugaan keterlibatan "orang Cikeas" pada proyek di Kemenpora.
Penulis:
Edwin Firdaus
Editor:
Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku tengah memvalidasi petunjuk dugaan keterlibatan "orang Cikeas" pada proyek di Kemenpora.
Bahkan, kini pihak KPK tengah mencari tahu siapa orang dekat Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
"Setiap informasi yang muncul dari pengakuan saksi atau tersangka tentu akan ditindaklanjuti dengan melakukan validasi terhadap pengakuan atau informasi itu," kata Juru Bicara KPK Johan Budi, melalui pesan singkatnya, Minggu (14/10/2012).
Johan mengatakan, institusinya pun akan mencari tahu, apakah pengakuan mantan Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manullang perihal keterlibatan Cikeas, didasarkan alat bukti atau tidak.
Sebelumnya diberitakan, kediaman Presiden SBY, Cikeas untuk pertama kalinya disebut dalam kasus korupsi yang menjerat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin.
Dugaan keterlibatan Cikeas disebut dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersangka kasus korupsi wisma atlet, Mindo Rosalina Manullang.
Mantan Marketing Permai Grup tersebut menyebutkan, Rumah Tangga Cikeas menitipkan pengusaha untuk menangani proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Dari dokumen salinan BAP yang didapat Tribun, Kamis (11/10/2012), menyebutkan adanya indikasi dugaan keterlibatan tersebut.
Berikut kutipan BAP itu:
Sehubungan dengan keinginan Muhammad Nazaruddin untuk mengambil alih proyek-proyek dari Kementerian Olah Raga dari Paul Nelwan, saya sempat menyampaikan kepada Paul Nelwan bahwa Muhammad Nazaruddin berniat mengambil beberapa proyek pengadaan di Kementrian Olahraga dan untuk itu Muhammad Nazaruddin siap mengganti semua biaya yang sudah dikeluarkan oleh Paul Nelwan.
Saat itu Paul Nelwan menjawab "Nggak bisa begitu, terus kalau mau ikut dalam kegiatan coba nanti kita lihat siapa tahu masih ada proyek-proyek peralatan". Jawaban ini saya sampaikan kepada Muhammad Nazaruddin dan Muhammad Nazaruddin hanya menjawab, "ya sudah". Kemudian Muhammad Nazaruddin memerintahkan saya lagi untuk menemui Wafid Muharram. Beberapa hari kemudian saya bertemu dengan Wafid Muharram menanyakan apakah masih ada proyek yang dapat dikerjakan, dan saat itu Wafid Muharram menyarankan agar saya menanyakan kepada Angelina Sondakh, karena Wafid Muharram menceritakan bahwa ada juga pengusaha yang ingin mengerjakan proyek di Kemenpora yang direkomendasikan oleh Angelina Sondakh dan ada juga pengusaha yang direkomendasikan oleh Bagian Rumah Tangga Cikeas yang namanya saya lupa.
Atas hal tersebut saya melaporkan kepada Muhammad Nazaruddin memang ada pengusaha yang direkomendasikan oleh Bagian Rumah Tangga Cikeas. Dan saat itu Muhammad Nazaruddin mengatakan nanti akan saya cek orang tersebut.
Beberapa hari kemudian, saya menemui Angelina Sondakh membahas proyek di Kemendiknas dan pada saat pertemuan akan selesai saya menyampaikan pesan Wafid Muharram apakah Angelina Sondakh merekomendasikan kepada Wafid Muharram seorang pengusaha untuk mengerjakan proyek di Kemenpora dan saat itu Angelina Sondakh mengatakan tidak ada. Kemudian saya juga menyampaikan kepada Angelina Sondakh kalau kemarin menyampaikan bakwa ada pengusaha yang direkomendasikan oleh Bagian Rumah Tangga Cikeas dan saya bertanya kepada Angelina Sondakh dan saat itu Angelina Sondakh mengatakan tidak kenal.
BAP ini dibuat saat penyidikan kasus korupsi untuk tersangka Angelina Sondakh. Rosa juga telah dihadirkan sebagai saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi untuk Angelina. Sementara Wafid juga diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjadi saksi dalam kasus korupsi pembangunan pusat olahraga Hambalang.
(Edwin Firdaus)