Jembatan Darurat Belum Dibangun, Petani Seberangi Sungai
Pembangunan jembatan permanen pada lintasan Jalan 30 dari Gampong Ie Mirah menuju
Editor:
Hendra Gunawan

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Zainun Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, BLANGPIDIE - Pembangunan jembatan permanen pada lintasan Jalan 30 dari Gampong Ie Mirah menuju Desa/Gampong Persiapan Lhok Gayo, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menimbulkan masalah baru.
Pengguna jalan harus menyeberang arus di lokasi, setelah pelaksana proyek membongkar habis jembatan lama dari kayu bulat untuk pembangunan abutment jembatan, sementara jembatan darurat belum dibangun di lokasi.
Sebelumnya, jembabatan kayu bulat Alue Beringen pada lintasan Jalan 30 merupakan satu-satunya sarana transportasi masyarakat dari dan ke kawasan perkebunan. Tapi setelah jembatan dari kayu bulat dibongkar sejak pekan lalu untuk pembangunan jembatan permanen, arus transportasi terputus. Pasalnya, pihak pelaksana proyek belum membangun jembatan darurat di sisi jembatan lama yang sudah dibongkar.
Amatan Serambi, arus kendaraan angkutan barang, becak mesin dan termasuk sepeda motor (sepmor) dari Gampong Ie Mirah menuju kawasan perkebunan, hanya sebatas sampai lokasi jembatan Alue Beringen yang sudah dibongkar. Selanjutnya, pengguna jalan terpaksa menyeberang arus dengan ketinggian permukaan air di atas lutut orang dewasa.
“Seharusnya, pelaksana proyek membuat jembatan darurat pada sisian jembatan yang sudah dibongkar, minimal jembatan darurat yang bisa dilalui sepmor sehingga tidak menggunggu petani untuk menjangkau lahan garapan,” kata Usman, salah seorang petani yang menggarap lahan kawasan Jalan 30 Gampong.