Ada yang Janggal dalam Proyek Pagar dan Toilet DPR
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mencium adanya kejanggalan dalam proses pelelangan tiga pekerjaan senilai
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mencium adanya kejanggalan dalam proses pelelangan tiga pekerjaan senilai Rp 8.696.788.000 atau Rp 8,6 miliar yang dilakukan DPR saat ini.
Tiga proyek dari APBN 2012 itu, yakni penggantian pagar batas DPR dan Taman Ria sebesar Rp 1.023.211.000, renovasi toilet Gedung Nusantara I DPR RI sebesar Rp 1.406.291.000, dan perbaikan ruang kerja anggota Gedung Nusantara I DPR RI sebesar Rp 6.267.286.000.
Demikian disampaikan FITRA dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Minggu (4/11/2012).
Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, mengatakan, secara umum pekerjaan proyek DPR ini sangat tidak memungkinkan untuk dieksekusi atau dilaksanakan dengan baik sesuai waktu yang tersedia pada akhir tahun ini.
Sebab, penandatanganan kontrak atas lelang ini baru dilakukan antara 22 hingga 30 November 2012. Artinya, waktu yang tersedia untuk pelaksanaan ketiga proyek ini hanya satu bulan.
Dengan begitu, proyek-proyek ini berpotensi bernasib sama dengan proyek tempat parkir motor DPR yang terlihat selesai tapi belum bisa dimanfaatkan sampai sekarang.
"Kesalahaan yang dilakukan, baik yang dilakukan oleh kedua pihak tetap saja terbuka kemungkinannya ada, tapi sayang, sanksinya tidak ada," kata Uchok.
Menurut Uchok, proyek pengerjaan penggantian pagar batas gedung DPR sebesar Rp 1 miliar ini tidak akan menjadi perhatian publik lantaran jauh dari pemandangan publik. Tapi, terkesan menjadi aneh bila DPR mau mengganti pagar pada saat ini. Sebab, pagar pembatas gedung DPR yang dimaksud masih ada.
"Tapi kok mau diganti? Berarti DPR lagi kelebihan angaran. Lebih baik membangun pagar pembatas daripada memberikan anggaran kepada rakyat yang miskin," tandasnya.
Publik juga akan melihat nilai proyek renovasi toilet Gedung Nusantara I DPR RI sebesar Rp 1,4 miliar menjadi lucu sekali karena mencapai miliaran rupiah. Patut dipertanyakan apakah semua toilet DPR rusak sehingga dibutuhkan anggaran milaran rupiah uang rakyat.
"Bukankah yang namanya proyek renovasi itu lebih murah," ujarnya.
Dan untuk perbaikan Ruang Kerja Anggota Gedung Nusantara I DPR RI sebesar Rp 6,2 miliar.
Sementara itu, jika pengerjaan perbaikan ruang kerja anggota di Gedung Nusantara I DPR RI maksimal satu bulan, maka para anggota DPR itu mempunyai ruangan baru pada 2013.
"Asyik yah, tidak dapat gedung baru, dapat ruangan baru, walaupun anggaran untuk bermiliar-miliar dihabiskan untuk ruangan baru tersebut. Seharusnya anggota DPR prihatin pada rakyat yang memilih mereka. Yang dibutuhkan Rakyat itu bukan ruang baru, tapi kejujuran untuk membela kepentingan rakyat, dan tidak memeras BUMN," sindirnya.
Selain itu, dengan adanya proyek pada akhir 2012 ini, mengkonfirmasi kepada publik bahwa ada kesengajaan yang dilakukan oleh DPR agar pekerjaan ini tidak menjadi sorotan tajam oleh publik.
"Dan juga bisa dikatakan bahwa kinerja staf kesekjenan DPR tidak maksimal, terkesan, mau enak saja, dan jelas-jelas hanya makan gaji buta," tukasnya.