Mahathir: Mau Maju Harus Punya Budaya Malu
Bekas Perdana Menteri Malaysia 1981-2003 Mahathir Mohamad mengatakan, salah satu yang membuat sebuah bangsa terbelakang dan jalan di
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas Perdana Menteri Malaysia 1981-2003 Mahathir Mohamad mengatakan, salah satu yang membuat sebuah bangsa terbelakang dan jalan di tempat karena tidak pernah mengukur rasa malu kalau tidak bisa berbuat banyak.
Mahathir yang dekat dengan Soeharto ini mencontohkan bagaimana negara Asia seperti Jepang dan Malaysia, mampu bangkit dan menguasai pasar Eropa lewat produk-produknya, sehingga status mereka dikategorikan negara maju.
"Jepang punya rasa sangat malu. Sehingga kalau malu melakukan harakiri. Karena takut malu, mereka sungguh-sungguh bekerja. Kita kurang merasa malu apabila prestasi kurang cemerlang," ujar Mahathir di Universitas Mercu Buana, Jakarta, Kamis (7/11/2012).
Budaya malu, masih kata Mahathir, belum dianggap sebagai pemicu untuk bangkit. Ia menyadari Malaysia yang pernah dijajah sekarang sudah menikmati kebebasannya. Tapi sayang, ketika bebas pun, Malaysia belum lebih bisa maju dari yang lain.
Menurut Mahathir, kalau pun Malaysia maju seperti sekarang tak lebih karena adanya stabilitas keamanan di dalam negeri, dengan lapangan kerja yang terbuka lebar. Ketika sebuah negara stabil, dan masyarakatnya bekerja, investasi bakal masuk.
Ia meyakini, Indonesia sebagai negara serumpun yang lebih besar mampu bangkit dalam bidang ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan. Dengan sumber daya alam, dan manusia, tak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak maju sebagai negara besar.
Klik: