Mahathir Soal Hubungan Panas Dingin Malaysia-Indonesia
Hubungan Indonesia dan Malaysia sebagai negara dalam rumpun Melayu, dalam perjalanannya kerap panas dingin, dan bagi bekas Perdana
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hubungan Indonesia dan Malaysia sebagai negara dalam rumpun Melayu, dalam perjalanannya kerap panas dingin, dan bagi bekas Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad hal tersebut bukan suatu yang luar biasa.
"Hubungan antara jiran (tetangga) sudah tentu ada masalah. Malaysia mempunyai perbatasan dengan lima negara dan kelimanya ada masalah. Masalah ini harus diatasi dengan aman bukan keganasan," ujarnya di Universitas Mercu Buana, Jakarta, Kamis (8/11/2012).
Menurut Mahathir yang akrab dengan Presiden Soeharto ini, sebagai negara tetangga, untuk setiap masalah bisa diselesaikan lewat dialog, bukan menempuh jalan keras, apalagi lewat berperang karena tidak akan menyelesaikan masalah yang baik.
Ia mencontohkan bagaimana Malaysia dengan Thailand ada masalah untuk perairan tertentu. Begitu juga hubungan Malaysia dengan Singapura soal sebuah pulau, yang semua itu berpotensi memantik perang antardua belah pihak, namun diurungkan.
Karenanya, Mahathir melanjutkan, dialog dikedepankan berkali-kali sampai akhirnya diplomasi politik tak bisa memberikan jawaban atas masalah yang ada, baik Malaysia dan Singapura mengadu pada lembaga internasional untuk menyelesaikan sengketa.
"Jadi, masalah antarjiran itu biasa. Jadi tak usah dibesar-besarkan," kata Mahathir, lalu disambut tawa sekitar 500 hadirin yang mendengarkan penjelasannya dalam stadium general di Auditorium Universitas Mercu Buana lantai tujuh.
Hubungan Indonesia dan Malaysia sempat memanas ketika ada sebuah pamflet atau promosi iklan TKI on Sale yang disebar sebuah agen tak resmi alias ilegal. Atas pamflet itu Indonesia mengecam keras selebaran itu karena merendahkan martabat bangsa.
Klik: