Tanggapi Desakan Reformasi Polri, Penasehat Ahli Kapolri: Yang Seperti Hoegeng Hampir Tidak Ada
Penasehat ahli Kapolri Irjen (Purn) Aryanto Sutadi memberikan tanggapan mengenai desakan masyarakat untuk reformasi di tubuh Polri.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Penasehat ahli Kapolri Irjen (Purn) Aryanto Sutadi memberikan tanggapan mengenai desakan masyarakat untuk reformasi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Desakan reformasi Polri kian menguat memasuki September 2025, setelah munculnya dugaan kekerasan aparat saat menangani massa demonstrasi pada akhir Agustus 2025 di Jakarta dan beberapa kota lain.
Apalagi, muncul penangkapan paksa, korban luka, maupun korban jiwa
Selain itu, desakan reformasi Polri semakin tajam seiring dengan tragedi tewasnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21) yang dilindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) lalu.
Terbaru, Gerakan Nurani Bangsa (GNB) juga mengusulkan pembentukan komisi reformasi Polri kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
GNB adalah kelompok yang terdiri dari tokoh-tokoh lintas agama dan bangsa seperti Pendeta Gomar Gultom (mantan Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia/PGI), Lukman Hakim Saifuddin (mantan Menteri Agama RI), dan Nasaruddin Umar (Menteri Agama RI saat ini).
Prabowo, disebutkan oleh Pendeta Gomar Gultom, akan membentuk komisi reformasi Polri
"Tadi juga disampaikan oleh Gerakan Nurani Bangsa perlunya evaluasi dan reformasi kepolisian, yang disambut juga oleh Pak Presiden, (yang) akan segera membentuk tim atau komisi reformasi kepolisian."
"Saya kira ini juga atas tuntutan dari masyarakat yang cukup banyak," kata Pendeta Gomar Gultom seusai pertemuan dengan Prabowo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (11/9/2025) malam, dilansir Kompas.com.
Butuh Sosok Integritas Tinggi dan Tahu Betul Kelemahan di Tubuh Polri
Terkait desakan reformasi Polri dari masyarakat, Aryanto Sutadi menyebut, dibutuhkan sosok-sosok aparat kepolisian yang berintegritas tinggi dan tahu betul apa kelemahan di tubuh Polri.
Aryanto juga mengakui bahwa kepolisian selalu menuai sorotan dan kritik tajam lantaran dinilai telah mengecewakan masyarakat.
Sehingga, reformasi Polri benar-benar dibutuhkan.
"Selama ini kan kita sudah mendengar-lah polisi dikritik terus gitu, terus perilakunya begitu mengecewakan masyarakat dan sebagainya," kata Aryanto, dikutip dari tayangan yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Senin (15/9/2025).
"Sudah dikasih contoh-contoh yang fatal bagaimana kalau polisi itu dirusak oleh para petinggi yang kurang bagus," tambahnya.
"Maka, kalau saya ditanya siapa yang paling cocok mengubah polisi supaya bisa jadi bagus, dibutuhkan seorang sosok yang, satu berintegritas tinggi dan masih mendambakan polisi itu baik. Dan yang kedua, yang tahu penyakitnya polisi dan bagaimana cara menyembuhkannya, tahu apa kelemahan-kelemahan polisi dan bagaimana cara mengatasinya," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.