Dugaan Korupsi di PLN
Dahlan Iskan Tak Bisa Jelaskan Angka Pasti Inefisiensi PLN
Menteri BUMN Dahlan Iskan diminta mengungkap inefisiensi PLN sesuai data yang didapatkan. Namun, Dahlan tidak bisa menjelaskan kerugian
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN Dahlan Iskan diminta mengungkap inefisiensi PLN sesuai data yang didapatkan. Namun, Dahlan tidak bisa menjelaskan kerugian pasti diluar audit BPK senilai Rp37,6 Triliun.
Anggota Komisi VII Alimin Abdullah sempat bertanya kepada Dahlan Iskan sebagai mantan Dirut PLN. Pasalnya, Dahlan sempat menyebut bahwa kerugian PLN lebih tinggi dari audit BPK.
Untuk itu, Alimin meminta Dahlan mengungkap angka pasti dari inefisiensi PLN tersebut. "Bapak ingin bersih dan memperbaiki negara, kalau temuan BPK kecil, dan kenyataannya jauh lebih besar, tandanya bapak tahu, wajar karena dirut, nah berapa besar? Karena bapak tahu, engga mungkin seorang menteri iseng," katanya.
Politisi PAN itu juga menuturkan bahwa BPK menerjunkan 50 auditor untuk melakukan audit inefisiensi PLN. "Apa 50 auditor kurang jeli, apa yang kurang, jadi siapa yang kurang, BPK, saya yang bodoh, atau pintarnya PLN, kalau beliau (Dahlan) bisa menceritakan kita tak perlu audit mahal-mahal," katanya.
Mendapat pertanyaan seperti itu, Dahlan mengatakan ucapan kerugian PLN lebih besar dari Rp37,6 triliun sudah sempat dilontarkan jauh hari. Ia pun mengaku akan meminta sekretariat Komisi VII karena dahulu sudah mempersoalkan inefisiensi PLN tersebut.
"Jumlahnya harus dihitung, itu tidak baru, saya sejak dirut PLN, mengungkapkan PLN terlalu banyak salah makan, pembangkit gas dijalankan dengan BBM," tuturnya.
Alimin kemudian terus mendesak Dahlan Iskan untuk mengungkapkan jumlah pasti kerugian tersebut.
"Saya kira harus menghitung ulang, saya bukan lembaga audit," kata Dahlan.
Klik: