Ramai-ramai Beralih ke Bunga Potong
Jangan terlalu heran, jika para petani dan pedagang tanaman hias banyak yang pindah haluan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Zezen Zaenal M
TRIBUNNEWS.COM -- BOOMING tanaman hias, tampaknya memang sudah selesai. Karena itu, jangan terlalu heran, jika para petani dan pedagang tanaman hias di kawasan sentra tanaman hias Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pun banyak yang pindah haluan.
Mereka beralih menanam dan menjual jenis bunga potong karena prospeknya ternyata kini lebih bagus. Terlebih harga tanaman hias terutama kategori tanaman koleksi yang dulu sempat begitu melangit, kini terjun bebas, anjlok sangat dalam.
Salah seorang petani dan pedagang tanamah hias Desa Cihideung, Yanto Susanto (49) mengatakan sejak beberapa bulan terakhir sebagian besar petani dan juga para pedagang tanaman hias di sentra tanaman hias Cihideung ini berubah haluan menjadi petani dan penjual bunga potong.
"Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai setengahnya," kata Yanto saat ditemui di kebun tanaman hiasnya di Desa Cihideung, Jumat (16/11/2012).
Ada beberapa alasan, kata Yanto, yang membuat para petani dan pedagang tanaman hias banting setir kepada jenis bunga potong. Selain karena harga tanaman hias tengah anjlok akibat ulah para spekulan tanaman hias, saat ini permintaan jenis bunga potong tengah bagus-bagusnya.
"Selain itu harga bunga potong pun relatif stabil bahkan terus naik kalau permintaannya sedang bagus," tambah pria yang akrab disapa Abah Yanto ini.
Bulan Zulhijah, sebulan lalu, merupakan puncak tertinggi angka permintaan bunga potong daripara petani dan pedagang Desa Cihideung. Pada bulan tersebut, banyak warga yang melangsungkan resepsi pernikahan. "Bunga potong segar yang berasal dari Cihideung kerap dipilih untuk dekorasi panggung dan pelaminannya," kata Yanto.
Selain banyak digunakan untuk dekorasi pelaminan dan panggung pada berbagai acara, kata dia, saat ini banyak hotel-hotel berbintang, perkantoran hingga pusat-pusat perbelanjaan di Kota Bandung dan kota-kota besar lainnya di Indonesia yang lebih memilih menggunakan bunga potong segar untuk penghias kamar atau lobi hotel mereka dibanding tanaman hias lainnya.
"Tren hotel-hotel yang kini menggunakan bunga potong menjadi berkah tersendiri buat kami karena otomatis permintaannya semakin meningkat. Bahkan sudah banyak petani yang menjadi pemasok tetap hotel-hotel tertentu," ungkap dia.
Secara umum, sejak beberapa bulan lalu hingga kini permintaan bunga potong kepada para petani dan pedagang bunga Cihideung nyaris tak pernah berhenti. Bahkan, dari hari ke hari permintaannya semakin banyak hingga sempat membuat para petani dan pedagang kewalahan menampung pesanan bunga potong.
"Kalau pesanannya tengah membludak dan bunganya kurang kami biasanya meminta bantuan petani bunga Cianjur untuk memenuhi pesanan kami," ujar Abah Yanto.
Maklum saja, selain untuk memenuhi pesanan para pengelola wedding organizer, para petani dan pedagang bunga Cihideung juga harus memenuhi pesanan hotel-hotel berbintang di Kota Bandung, Jakarta, Cirebon dan beberapa kota lainnya di Indonesia.
Terdapat beberapa jenis bunga potong yang saat ini paling banyak dikembangkan para petani bunga Cihideung antara lain bunga mawar, aster, philo, dan bunga krisan atau bernama latin Chrysan themum. Kebutuhan akan bunga-bunga potong yang terus meningkat setiap bulannya membuat warga Cihideung berlomba-lomba menanam tanaman-tanaman subtropis tersebut dibandingkan dengan bunga lainnya.
Disinggung soal harga, dia menandaskan bila harga bunga potong cenderung stabil dibanding jenis bunga lainnya. Harga bunga potong, kata dia, biasanya dijual dengan dihitung per potong bunga atau per kodi. Untuk satu kodi bunga potong biasanya dijual seharga Rp 35 hingga Rp 40 ribu tergantung jenis bunga dan warna.