Rabu, 15 Oktober 2025

Bahlil Sindir Para Pengritik BBM Dicampur Etanol: Sekolahnya Terlalu Pintar

Bahlil Lahadalia menyindir pihak-pihak yang mengkritik rencana pemerintah mewajibkan pencampuran etanol 10 persen ke BBM.

Diaz/Tribunnews
ETANOL DAN SINDIRAN BAHLIL - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025). Bahlil menyindir pihak-pihak yang mengkritik rencana pemerintah mewajibkan pencampuran etanol 10 persen ke BBM. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyindir pihak-pihak yang mengkritik rencana pemerintah mewajibkan BBM dicampur etanol 10 persen mulai tahun 2026.

Dengan berkelakar, Bahlil mengatakan mungkin para pengkritik terlalu pintar, sedangkan dirinya hanya “sekolah di Google.”

"Nah kita kok masih persoalkan hal-hal yang... ya mungkin sekolahnya terlalu pintar. Mungkin karena saya sekolahnya di Google, enggak ada kali ya (pelajaran soal campuran BBM dengan etanol)," kata Bahlil di acara penandatangan MoU dengan BPS di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Bahlil menjelaskan, kebijakan pencampuran etanol ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.

Bahlil mengatakan saat ini kebutuhan bensin dalam negeri per tahun 40 hingga 42 juta ton.

Kapasitas produksi dalam negeri hanya sebesar 14 hingga 15 juta ton. Maka dari itu, kata dia, dibutuhkan impor BBM sekitar 25 sampai 27 juta ton.

"Dengan melihat kilang kita dan potensi cadangan yang ada dengan waktu yang ada, rasanya untuk kita membuat keseimbangan agar mengurangi impor harus ada strategi lain."

Bahlil pun berkaca pada penerapan biodiesel. Pada 2015, Indonesia mewajibkan 90 persen solar dicampur dengan 10 persen biodiesel atau disebut juga B10.

Secara bertahap, tingkat baurannya bertambah menjadi B40 hingga B50 yang rencananya akan diterapkan pada 2026.

Bahlil mengklaim kebijakan itu menguntungkan petani karena harga bahan baku biodiesel seperti minyak nabati dari kelapa sawit mengalami kenaikan.

Selain itu, penerapan tersebut juga membuat impor solar Indonesia terus berkurang. Melihat keberhasilan program biodiesel, Bahlil ingin hal serupa dapat diterapkan pada etanol.

Baca juga: Pemerintah Diminta Tak Terburu-buru Terapkan Kebijakan Campuran Etanol 10 Persen pada BBM

Ia meyakini melalui kewajiban pencampuran BBM dengan etanol, Indonesia akan semakin kuat dalam mewujudkan kedaulatan energi.

"Etanol ini adalah hasil bahan campuran untuk bensin yang tujuannya adalah kedaulatan energi kita, menciptakan lapangan pekerjaan karena banyak singkong petani nanti di situ," ujar Bahlil.

Ia mencontohkan, jika diterapkan campuran etanol sebesar 10 persen, maka dari total kebutuhan BBM sebanyak 42 juta ton per tahun, Indonesia bisa menghemat sekitar 4,2 juta ton.

Baca juga: Kandungan Etanol 3,5 Persen Bikin Vivo dan BP-AKR Batal Beli Base Fuel dari Pertamina 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved