2013, KFC Incar Laba bersih sebesar Rp 302,75 Miliar
KFC, membidik peningkatan laba bersih pada tahun 2013 sebesar enam sampai tujuh persen menjadi Rp 302,75 miliar.
Penulis:
Arif Wicaksono
Editor:
Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Jakarta Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Fast Food Indonesia Tbk, pengelola KFC, membidik peningkatan laba bersih pada tahun 2013 sebesar enam sampai tujuh persen menjadi Rp 302,75 miliar.
Justinus D Juwono, Direktur Fast Food Indonesia, untuk dapat mencapai target laba bersih di tahun 2013 perseroan akan melakukan tiga hal, yang pertama, pihaknya akan melakukan penghematan secara internal baik beban operasional.
Kedua, perseroan berencana untuk menaikkan harga jual produk, kenaikan harga jual produk diperkirakan di bawah 10 persen.
”faktor yang ketiga adalah akan melakukan review yang mempengaruhi CAGR (cost of good sold/COGS) dengan renegoisasi banner,” ujarnya, saat ditemui di Jakarta, Kamis, (29/11).
Justinus menambahkan ada beberapa faktor negatif yang mempengaruhi kinerja perseroan pada tahun depan.
“Beberapa faktor negatif tersebut adalah kenaikan listrik secara bertahap, upah minimum provinsi, dan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subdidi akan membebani kinerja perseroan,” paparnya.
Sementara itu, untuk pertumbuhan pendapatan emiten berkode FAST memperkirakan peningkatan 13 hingga 15 persen atau menjadi Rp 4,2 triliun sampai Rp 4,3 triliun.
Capaian tersebut mengalami peningkatan dari target pendapatan hingga akhir tahun ini sebesar Rp 3,77 triliun. Justinus mengatakan untuk mencapai target pertumbuhan itu perseroan mengandalkan pembukaan gerai baru sebanyak 25 hingga 30 gerai.
Penambahan 25–30 gerai baru ini bervariasi bentuknya, mulai dari yang berkonsep stand alone, ruko, dan berlokasi di mal.
"Setiap pembukaan toko di stand alone membutuhkan biaya investasi sebesar delapan hingga Rp 10 miliar, ruko sebesar lima miliar rupiah, dan untuk di mal sebesar empat miliar rupiah," imbuh dia
Justinus mengatakan dari penambahan gerai itu, daerah yang dibidik masih berpusat di Jakarta dan luar kota lainnya. Tapi, akan didominasi pembukaan di wilayah Jakarta. .
Sedangkan untuk dapat menopang pertumbuhan kinerja keuangan, Fast Food juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 300– 350 miliar pada 2013. Besaran capex itu tercatat lebih tinggi dibanding anggaran tahun ini yang Rp 300 miliar.
Penggunaan dana belanja modal lebih dititikberatkan pada pembukaan gerai baru, renovasi toko lama, dan pergantian mesin-mesin lama dengan yang baru. Sumua dana belanja modal atau capital expenditure berasal dari kas internal.
Baca Juga :
- IHSG Akan Kembali Menguat 15 menit lalu
- Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 6.8 persen Tidak berdasar 36 menit lalu
- Nilai Kontrak PT Dirgantara Indonesia Capai Rp 8 Triliun 52 meni