Sabtu, 6 September 2025

Meskipun UMP Naik, Pasar Masih Prospektif

perekonomian Indonesia dinilai masih prospektif terhadap investasi

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Meskipun UMP Naik, Pasar Masih Prospektif
MERDEKA.COM
ILUSTRASI INVESTASI

Laporan Wartawan Tribun Jakarta Arif Wicaksono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun ditempa tuntutan sejumlah buruh mengenai kenaikan Upah Menengah Provinsi (UMP),  perekonomian Indonesia dinilai masih prospektif terhadap investasi.

Pardomuan Sihombing, Sekjen asosiasi analis efek Indonesia,  mengatakan, prospek investasi masih cerah meskipun sebagian buruh menuntut adanya kenaikan UMP.

"Kenaikan UMP tidak akan menjadi masalah, sebab kalau kita lihat perekonomian kita tetap bagus dengan kinerja emiten yang semakin membaik, jadi margin keuntungan pengusaha semestinya sudah tinggi," katanya di Jakarta, (30/11/2012).

Ia meyakini prospek investasi masih baik. Hal ini terlihat dari potensi pasar yang masih besar dengan datangnya Loreal, perusahaan kosmetik, dan sejumlah perusahaan gadget. "Selain Loreal, blackberry juga akan masuk," katanya.

Sebagai gambaran pertumbuhan Dow Jones tumbuh sekitar 6 persen. Sedangkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 20 persen dalam setahunnya. Selain itu kinerja emiten sudah diatas 50 persen.

Sedangkan 60 persen kapitalisasi pasar modal masih didominasi asing dan sisanya ke indonesia. Jumlah Obligasi mencapai Rp 900 trilliun, market capitalization bursa bahkan mencapai Rp 4500 trilliun.

Selain itu, prospek perekonomian Eropa pada tahun depan diperkirakan akan naik dari 3,5 ke 4,1 persen dan perekonomian AS diprediksi juga akan tumbuh dari 1,4 ke 2 persen.

Pertumbuhan emiten pun masih besar karena IHSG masih dihuni oleh 517 emiten. Berbeda halnya dengan bursa di regional Asean, seperti di Malaysia yang terdiri dari 800-1000 emiten.

Penetrasi yang besar tergambar dari rasio account yang masih sedikit. Tercatat sudah ada 360 ribu account yang terdaftar di IHSG dari 230 juta penduduk indonesia. Persentase ini masih dibawah 0.2 persen. Padahal negara lain seperti singapura 30 persen, malaysia 10 persen.

"Peluang pasar masih sangat lebar untuk menangkap peluang ini, sehingga prospek perekonomian masih akan bagus," katanya.

Ia juga mengatakan dengan Inflasi masih 4.6 persen pertumbuhan ekonomi bisa mencapai diatas 6 persen. Padahal negara lain yang memiliki inflasi dibawah 2 persen pertumbuhannya dibawah pertumbuhan ekonomi indonesia.  

"Ini yang menarik jika infratruktur berjalan dan efisiensi dibenahi maka akan memperkuat laju perekonomian kita," katanya. (*)

BACA JUGA:

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan