Jumat, 22 Agustus 2025

Iska: Regenerasi Pemimpin Bangsa Sudah Dimulai

Perubahan dalam perjalanan sejarah Indonesia sudah dimulai oleh salah satu partai politik besar dengan ditunjuknya Melki Lakalena (36)

Editor: Gusti Sawabi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan dalam perjalanan sejarah Indonesia sudah dimulai oleh salah satu partai politik besar dengan ditunjuknya Melki Lakalena (36) sebagai calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (cawagub NTT) dari Partai Golkar.

Melki dipandang mewakili generasi muda Indonesia yang saat ini merupakan 70% dari 240 juta penduduk Indonesia. Oleh karena itu,  para pemimpin partai dan tokoh senior nasional yang ada di Indonesia hendaknya memahami dan mendukung perubahan sejarah yang sekarang terjadi. Diprediksi, sebagai akibatnya, dalam enam bulan akan terjadi pergeseran para pemimpin bangsa yang sangat berbeda dengan hasil survei karena munculnya wajah-wajah baru.

Demikian diungkapkan Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Muliawan Margadana, dalam MUSDA dan Pelantikan KORDA ISKA DIY dengant thema “ISKA Dan Pembangunan Integritas Bangsa”, pada Minggu (9/12/2012). Sebagai Ketua Korda DIY  terpilih, Ignasius Suryadi, guru SMA Negeri I Ngaglik, Sleman.

Muliawan menjelaskan bahwa regenerasi adalah sesuatu yang tidak bisa diingkari dalam sejarah perjalanan sebuah bangsa.  Ini merupakan sebuah keharusan itu yang akan menjadi catatan sejarah baru sebuah negara dan sekaligus akan menjadi sejarah bagi generasi berikutnya. Munculnya kelompok muda dan juga wajah baru dalam kepemimpinan bangsa tidak bisa dihindari oleh semua partai.

Dengan menunjuk pada sebuah peribahasa, Muliawan menegaskan bahwa alih generasi itu harus dijadikan momentum menuju ke arah perbaikan dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Dikatakannya, “Bangsa Roma, yang merupakan guru politik dunia, mengatakan rapiamus occasionem de die – marilah kita tangkap kesempatan itu selagi masih ada hari. Peribahasa ini untuk menjelaskan bahwa perubahan akan terjadi pada suatu hari dan kesempatan untuk berubah harus dilakukan selagi situasi dan kondisi mendukung. Jika kesempatan itu tidak digunakan, sejarah itu sendiri yang akan menuliskan tentang dirinya sendiri dan regenerasi akan terjadi melalui pertentangan tua-muda, senior-yunior,” ujarnya.

Menurut Muliawan, penunjukkan Melki Lakalena sebagai calon wakil gubernur NTT adalah sebuah keputusan tepat serta sangat strategis yang akan menjadi awal gelombang besar perubahan politik di Indonesia. Melki Laka Lena sebagai kader tidak pernah terdengar dalam percaturan politik saat ini dan penunjukkan itu cukup mengejutkan.

Penunjukan itu, dijelaskannya lebih lanjut,   tentu dilakukan berdasar pada kebutuhan bangsa dan negara akan hadirnya generasi muda yang berwajah baru sebagai pemimpin bangsa pada saat ini. Tidak ayal lagi, keputusan ini merupakan desain besar dari sebuah tindakan yang bernama kaderisasi dan regenerasi.  Sebagai akibatnya adalah, dalam enam bulan mendatang, akan terjadi pergeseran calon-calon presiden atau pemimpim bangsa dengan wajah baru. Tentu, hasil tersebut sama sekali berbeda dengan hasil survei yang selama ini ada.

Tantangan yang dihadapi oleh para pemimpin nasional dan daerah mendatang yang berasal dari generasi muda adalah situasi dan kondisi sosial, budaya serta politik yang ditinggalkan generasi sebelumnya. Ada empat tantangan yang dihadapi yakni keterpecahan bangsa berdasarkan asas primordialisme termasuk NKRI dan pluralisme, pemerintahan yang bersih, kerja nyata dengan melibatkan masyarakat serta kedaulatan ekonomi. Keempat hal ini yang perlu diperhatikan oleh para calon pemimpin bangsa di manapun mereka nanti memimpin.

“Seleksi para calon pemimpin akhirnya akan bermuara pada siapakah wajah baru yang memiliki integritas, komitmen, tidak terkontaminasi politik uang dan korupsi, dan sikap tegas membawa Indonesia ke tujuan semula. Wajah baru itu untuk menggarisbawahi bahwa  bangsa ini tidak menginginkan wajah lama untuk memimpin , yang kita semua tahu berujung pada kegaduhan politik dan saling menyandera dalam menyelenggarakan negara. Partai Politik, Ormas, Universitas harus mulai berlomba memunculkan kader dari kaum muda yang berintegritas” tandasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan