Sabtu, 6 September 2025

Daripada Jajan, Yuk Buatkan Anak Makanan Bergizi dari Jamur Tiram

Jajan makanan kerap disukai anak. Padahal nilai gizi dan kebersihannya tak menjamin. Yuk ikuti trik dari Bidan Sunarti.

Penulis: Agustina Rasyida

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Agustina N.R

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jajan makanan kerap disukai anak. Padahal nilai gizi dan kebersihannya tak menjamin. Tentu para ibu tak ingin buah hati kita bakal tergadai kan kesehatannya kan?

Cara yang dilakukan Sunarti bidan dari Kecamatan Kokap, Kulonprogo, DIY ini bisa kita tiru.
Selama pengabdiannya menjadi bidan, Sunarti banyak menemui anak-anak gizi kurang di Kokap. Salah satu wilayah kantong kemiskinan di DIY. Dalam pemeriksaan kesehatan balita di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), banyak balita berada di bawah garis merah.

Bidan yang bertugas selama 22 tahun ini mulai solusi makanan bergizi yang alami dan terjangkau. Yaitu dengan jamur tiram yang dinilai murah dan berprotein tinggi. Ia mulai mensosialisasikan mengenai pentingnya gizi seimbang, cara memasak makanan bergizi dengan berbagai variasi, dan bagaimana memenuhi kebutuhan gizi.

Ibu dua anak ini membentuk kegiatan "Wanita Tani Srikandi" pada Agustus 2011 dengan acara arisan memasak. Arisan tersebut merupakan wadah Sunarti melakukan pembinaan kepada ibu-ibu di dusun Teganing 3. Mereka memasak makanan untuk balita sehat dan balita gizi kurang.

Kegiatan arisan memasak digelar dua kali dalam seminggu. Kegiatan meliputi penimbangan berat badan, pemberian makanan tambahan (PMT), serta sosialisasi pentingnya makanan bergizi. Makanan yang diberikan berasal dari sayuran organik, termasuk jamur tiram yang telah ditanamnya.

"Arisan masak juga diajarkan cara masak yang benar, biar gizi sayuran tidak rusak, tidak pakai vetsin, lalu bawa kayu bakar sendiri, untuk bumbu-bumbu urunan."

Para ibu di arisan memasak mengolah variasi makanan bergizi, seperti sup jamur, jamur masak santan, bubur jamur, puding jamur, puding jamur dan sayur aneka rasa. Ternyata banyak anak-anak yang menyukainya. Sunarti juga memotivasi para orangtua di lingkungannya agar membuat makanan sendiri, anak jangan dibiasakan untuk jajan, serta memanfaatkan hasil bumi untuk keperluan rumah tangga. Seperti memasak nira, kelapa, singkong, serta menggunakan seledri dan sabagai pengganti penyedap rasa.

"Kalau mereka jajan kan harus beli, mengeluarkan uang, kita juga nggak tahu makanannya higienis atau tidak, bergizi atau tidak," kata perempuan kelahiran Wonogiri, 31 Mei 1971.

Selain itu, ia mengerahkan ibu rumah tangga di sekitar Posyandu untuk menanam jamur serta sayuran organik, seperti kacang panjang dan caisim, di pekarangan rumah. Dengan demikian kebutuhan konsumsi sehari-hari dapat dipenuhi.

Ia berharap kecamatan Kokap menjadi sentra industri jamur. Bahkan ia sudah mengusulkan ke pemerintah setempat untuk bantuan budidaya 50 ribu lok jamur, sebagai syarat menjadi sentra industri. Pasalnya jamur memiliki tingkat panen tinggi. Setiap hari, ia dapat memanen lima kilogram jamur tiram. Jika panen raya bisa mencapai 12 kilogram.

"Menanam jamur itu mudah, butuh kelembaban udara, tapi butuh matahari juga."

Pantas jika Sunarti dinobatkan menjadi salah satu finalis Srikandi Award 2012, untuk kategori Inisiatif Pemberdayaan Ekonomi dan Pangan Lokal, dengan judul program "Sumber Gizi Dari Tanah Kami". Ia adalah bidan di Margotirto, Kokap, Kulonprogo, D.I Yogyakarta.

Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan