Puluhan Pemuda Papua Berdemo di Mabes Polri
Puluhan pemuda Papua yang berada di Jakarta berdemo di depan gedung Baharkam, Mabes Polri, Selasa (18/12/2012).
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Puluhan pemuda Papua yang berada di Jakarta berdemo di depan gedung Baharkam, Mabes Polri, Selasa (18/12/2012).
Spanduk berukuran 1 x 1,5 meter dibentangkan dengan bertuliskan 'Kejahatan negara TNI dan Polri telah menembak, menangkap aktivis kemanusiaan dan membakar kantor dewan adat Wamena Papua'.
Selain itu, mereka pun menuliskan tuntutan mereka dalam sebuah karton 'Aksi kejahatan TNI-Polri telah melakukan pelanggaran bertat HAM' dan 'TNI-Polri Hanya sekurity untuk mengamankan kepentinga asing di Papua'.
Penanggungjawab aksi Martheen Goo mengungkapkan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk rasa ketidakpercayaan pada Mabes Polri selama ini. "Ketika polisi di daerah melakukan kejahatan di lapangan, Mabes Polri dengan seenaknya bilang ada upaya perlawanan," ungkap Martheen kepada tribunnews.com di halaman Baharkam Polri, Jakarta Selatan.
Selain itu, Marthen pun menganggap bahwa penangkapan sejumlah aktivis Papua yang dilakukan seenaknya dengan menuduh bahwa mereka merupakan kelompok sparatis yang berbuat makar.
"Padahal mereka anak asli dan terbaik Papua yang memiliki hati besar untuk menyuarakan kebenaran, tapi ketika mereka menyuarakan kebenaran, negara justru mengkambing hitamkan mereka dengan menuduh kelompok sparatis dan berbuat makar, lalu perbuatan sparatis atau makar seperti apa? ini kan konyol," ungkapnya.
Martheen pun menuduh bahwa TNI dan Polri memang selama ini memelihara kejahatan di Papua. Ia melihat sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan Orang Tidak Dikenal (OTK), tetapi kepolisian tidak mampu mengungkapnya. Martheen mensinyalir bila hal tersebut sengaja dilakukan TNI-Polri untuk menjadi alasan dilakukannya penyisiran di tanah Papua.
"Diduga itu adalah OTK yang dipelihara, untuk mendapatkan legimitasi dalam melakukan penyisiran, Diduga TNI-Polri yang pelhara (OTK). Ini konyol," terangnya.