Awasi Ketat Jalur Masuk Ternak Unggas
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat memperketat pemeriksaan unggas-unggas, tidak hanya ayam, tetapi juga itik
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat memperketat pemeriksaan unggas-unggas, tidak hanya ayam, tetapi juga itik, pada jalur-jalur masuk Jabar dari arah timur (Jateng-Jatim). Langkah ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan merebaknya virus flu burung yang sering muncul saat musim hujan dan kondisi lembap.
Menurut Kepala Dinas Peternakan Jabar, Koesmayadi Tatang Padmadinata, langkah-langkah antisipatif itu antara lain, pada 10 Desember 2012, setelah mengacu pada hasil pemeriksaan laboratorium, pihaknya menerbitkan surat edaran (SE) bagi semua kota/kabupaten di Jabar untuk mewaspadai penyebaran flu burung. Selain itu, pihaknya pun membentuk tim khusus yang bersiaga 24 jam.
"Tim itu bertugas menindaklanjuti dan melaporkan segala bentuk informasi tentang kemungkinan terjadinya flu burung di berbagai daerah. Langkah itu merupakan upaya antisipasi penyebaran flu burung," kata Koesmayadi di tempat kerjanya, Jalan Ir H Djuanda Bandung, Rabu (19/12/2012).
Koes, sapaan akrabnya, mengungkapkan, sebelum menerbitkan SE pada 10 Desember 2012, pihaknya melakukan investigasi di beberapa titik, antara lain Bekasi dan Indramayu. Pihaknya, kata dia, mengambil 150 sampel penelitian laboratorium terhadap sejumlah unggas baik ayam, itik, maupun burung.
Hasilnya, kata Koes, pada 13 November 2012, sekitar 7,3 persen positif terserang H1-N1. Pada 14 November 2012, sebanyak 10 persen, hasilnya pun positif H1-N1.
Pada 22 November 2012, kata Koes, pihaknya menerima hasil penelitian, yang hasilnya terjadi beberapa kematian hewan di Indramayu. Pada 25 November 2012, lanjutnya, hasil laboratorium menunjukkan pemeriksaan di Tukdana, Indramayu, sebagian unggas positif flu burung. Lalu, pada 4 Desember 2012, pemeriksaan terhadap itik dari Jateng ke Indramayu, juga positif H1-N1.
Faktor lain yang membuat pihaknya melakukan langkah antisipasi adalah adanya informasi mengenai matinya sekitar 1.744 itik di beberapa daerah Jabar. Misalnya pada 5 Desember 2012, di Tukdana sekitar 292 ekor itik mati. Lalu, di Cangkol, Cirebon, sekitar 615 ekor itik mati. Di Pakandangan, Cirebon, sekitar 1.315 ekor itik mati.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pun menyiagakan tenaga kesehatan dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit. Bahkan mantri hewan juga diberdayakan untuk ikut mengontrol hewan ternak di masyarakat.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr Alma Lucyati, musim hujan dan lembap seperti saat ini memicu virus penyebab flu burung bertahan dan menyebar. Karena itu, perilaku hidup bersih menjadi faktor penting untuk menghindari penyebaran virus tersebut.
"Bisa dilihat bagaimana hewan ternak masih disimpan di dapur, kandangnya di dekat jendela rumah, atau sarang burung di atap rumah. Ini belum tepat, termasuk cara membersihkan kandang dan membuang kotorannya, masih ada yang belum paham. Ini sebetulnya yang harus dipahami agar terhindar dari virus itu," katanya saat dihubungi, kemarin.
Mantri hewan di puskesmas, kata Lucy, akan mengontrol hewan-hewan ternak, terutama menelusuri hewan ternak yang mati dan mengambil sampelnya untuk diperiksa di laboratorium. Bukan hanya ternaknya yang diperiksa, tapi mereka yang melakukan kontak langsung, terlebih memiliki gejala-gejala suspect, akan segera diambil sampel apus hidung dan tenggorokan serta darahnya untuk diperiksa.
"Gejala penyakit ini hampir sama dengan flu, ada batuk. Jadi masyarakat harus waspada dan jujur, jangan anggap batuk biasa. Yang membedakan panas drastis ditambah sesak napas. Kalau sudah seperti ini, harus jujur apa sudah pernah kontak dengan unggas sakit atau mati," katanya.
Lucy juga menambahkan, pihaknya belum menemukan kasus flu burung di Jawa Barat. Adapun kasus suspect di Bogor masih ditelusuri dan menunggu hasil pemeriksaan dari Balitbangkes. Hasil pemeriksaan dari sampel pasien harus tiga kali dilakukan dan bila hasilnya positif tentu akan ditelusuri lebih lanjut.
"Tapi hasil pemeriksaan belum ada. Semoga bukan flu burung, dan jangan ada masyarakat yang terkena virus ini," katanya.
Sejumlah dinas yang terkait dengan upaya penanganan virus flu burung di beberapa daerah juga melakukan pencegahan. Dinas Pertanian Kota Tasikmalaya, misalnya, membagikan obat kepada warga yang memiliki ternak ayam, itik, dan angsa.