Waspadai Proyek Sim Salabim!
Pencairan dana APBD Kabupaten Bandung Barat (KBB) di akhir tahun 2012 dinilai janggal
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG BARAT - Pencairan dana APBD Kabupaten Bandung Barat (KBB) di akhir tahun 2012 dinilai janggal dan bermasalah. Pasalnya, pada akhir tahun tersebut Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKAD) mencairkan anggaran sebesar Rp 160 miliar hanya dalam waktu dua pekan.
Koodinator Pusat Kajian Politik Ekonomi dan Pembangunan (Puskapolekbang) KBB, Holid Nurjamil, mengatakan pencairan dana sebesar Rp 160 miliar yang dilakukan Pemkab Bandung Barat melalui DPPKAD hanya dalam waktu dua pekan diduga dilakukan hanya untuk menghindari terjadinya sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) di kas APBD pada akhir tahun 2012 lalu.
Dijelaskannya, selain untuk menghindari terjadinya silpa pada kas daerah, pencairan anggaran tersebut sangat janggal dan syarat akan kepentingan. Ia menilai sangat tidak wajar, anggaran ratusan miliar yang diperuntukkan untuk berbagai kegiatan hanya dicairkan dalam dua pekan saja.
Holid pun mempertanyakan peruntukkan anggaran tersebut. Menurut dia, jangan sampai pencairan anggaran pada akhir tahun itu dipaksakan guna menghindari terjadinya silpa dengan jumlah yang sangat besar.
"Apakah anggaran yang dicairkan itu memang benar peruntukkannya atau sekadar akal- akalan agar nilai silpa tidak terlalu besar?" kata Holid saat ditemui di Ngamprah, Kamis (3/1/2013).
Ia melihat pencairan anggaran ratusan miliar pada akhir tahun anggaran ini seolah seperti aksi "cuci gudang" untuk menghabiskan stok yang masih tersisa di kas daerah. Akibatnya, Kegiatan-kegiatan atau program yang dilaksanakan pada akhir tahun ini pun terkesan tidak terarah serta mubazir karena hanya menghabiskan anggaran yang tersisa.
Holid pun berharap, jangan sampai di akhir tahun anggaran, justru bermunculan kegiatan- kegiatan atau program yang sebelumnya tidak teranggarkan pada APBD namun tiba-tiba muncul di akhir tahun anggaran.
"Bisa saja nanti proyeknya ternyata sim salabim dan mendadak dibuat agar anggarannya bisa dicairkan. Ini jelas harus dipertanggungjawabkan," tambahnya.
Berdasarkan catatan Puskapolekbang, dana silpa dalam kas APBD KBB tahun anggaran 2012 masih sangat besar, angkanya mencapai sekitar Rp 100 miliar. Angka itu, kata dia, belum termasuk angka sebesar Rp 160 miliar yang telah dicairkan untuk membiayai berbagai kegiatan pada akhir tahun 2012 kemarin.
Ia mencontohkan, dua tahun lalu atau pada tahun anggaran 2010, dana silpa yang tersisa pada kas daerah KBB mencapai sekitar Rp 200 miliar. "Sebenarnya, pada tahun 2012 pun jika tidak ada pengurangan anggaran yang gila-gilaan di akhir tahun, nilai silpanya masih tetap besar," ungkap Holid.
Salah seorang anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD KBB, Samsul Ma'arif mengaku belum mengetahui terjadinya aksi "cuci gudang" yang dilakukan pihak eksekutif dengan melakukan pencairan anggaran sebesar Rp 160 miliar di beberapa pekan terakhir Desember 2012 lalu.
Syamsul beralasan, dirinya tidak terlalu memperhatikan pencairan anggaran tersebut karena pada saat itu sudah mendekati waktu libur akhir tahun. "Saya belum cek soal itu ke DPPKAD. Kalau memang anggaran itu untuk kegiatan yang sudah terprogramkan tidak jadi soal, meski pencairan dilakukan di akhir tahun. Tapi kalau memang tidak jelas ya akan kami pertanyakan," ujar Syamsul.
Anggota Komisi C DPRD Bandung Barat, Asep Hendra Maulana, menuding mengendapnya anggaran pada kas APBD senilai ratusan miliar terjadi akibat sikap kurang tegas dari pihak eksekutif. Akibatnya, ata dia, banyak program atau kebijakan yang sudah dirancang meleset dari target bahkan tidak terealisasi.
"Bupatinya harus tegas adar tak ada lagi program yang tidak terealisasi yang membuat silpa menumpuk," tandas Asep Hendra.(Tribun Jabar/zam)
Baca juga:
- Tampung Sampah 1.200 Ton Tiap Hari TPA Sarimukti 2015 Penuh
- Longsor Mulai Ganggu Ekonomi Warga Cicalengka
- Mengutil di Swalayan, Ibu Muda Cantik Diringkus Satpam