Sabtu, 11 Oktober 2025

Longsor Mulai Ganggu Ekonomi Warga Cicalengka

Gundukan tanah setinggi orang dewasa menutupi Jalan Cicalengka- Tanjungwangi, tepatnya

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Gundukan tanah setinggi orang dewasa menutupi Jalan Cicalengka- Tanjungwangi, tepatnya di Kampung Cicadas RT 01/RW 03 Desa Tanjungwangi, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Kamis (3/1/2013).

Akibatnya, jalan selebar empat langkah kaki orang dewasa itu sama sekali tak bisa dilewati berbagai jenis kendaraan. Selain itu, jalan yang menghubungkan beberapa desa, yakni Desa Dampit, Desa Tanjungwangi, Desa Gampit, Desa Tanjalaya, dan Desa Sindulang, itu terputus.

"Roda perekonomian Kecamatan Cicalengka (yang masuk Kabupaten Bandung), Kecamatan Limbangan (Kabupaten Garut), dan Kecamatan Cimanggung (Kabupaten Sumedang) menjadi terhenti," ujar Kepala Seksi (Kasi) Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) Desa Tanjungwangi, Endang Suganda, ketika ditemui Tribun, Kamis pagi.

Menurut Endang, jalan tersebut memang merupakan satu-satunya jalan yang bisa dilalui masyarakat dari beberapa wilayah itu. "Tidak ada jalan selain jalan tersebut. Karena itu, kalau hujan besar, tidak ada orang yang berani keluar. Sebab, mereka takut ada longsor ketika hujan. Apalagi longsor terjadi tiap tahunnya," ujar Endang.

Endang pun mengatakan, jalan tersebut merupakan jalan buntu. Jalan itu berakhir di Gunung Kareumbi. "Jalan ini juga merupakan satu-satunya akses wisata ke Gunung Kareumbi dan Curug Cinulang. Selain itu juga akses warga untuk pergi ke pasar dan pergi berdagang hasil bumi. Sebab, warga di sini memang kebanyakan petani," ujar Endang.

Gundukan tanah yang memenuhi badan jalan tersebut, kata Endang, merupakan longsoran tanah dari tebing setinggi 20 meter di pinggir jalan Cicalengka-Tanjungwangi. Longsor itu terjadi pada Rabu (2/1/2013) sekitar pukul 16.00.

Aktivitas warga pun terhenti sekitar 17 jam akibat longsoran tanah itu. Jalan mulai bisa diakses kembali pada Kamis (3/1/2013) sekitar pukul 11.00, setelah dilakukan pembersihan.

"Waktu kejadian, warga tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, ditakutkan ada longsoran lagi. Selain itu, peralatan masyarakat untuk mengangkut tanah terbatas. Karena itu, warga hanya berupaya menghilangkan tanah sebatas motor bisa lewat saja," kata Endang.

Longsor itu, kata Endang, memang disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Rabu siang. Menurut dia, tanah di tebing itu labil sehingga tak kuat menahan gerusan air. "Tahun 2011 juga pernah terjadi. Bekas tanahnya pun masih ada di pinggiran tebing. Cuma memang waktu itu tidak terlalu parah. Tidak seperti yang terjadi sekarang," ujar Endang.

Camat Cicalengka, Ahmad Rizky, menegaskan roda perekonomian masyarakat yang dilalui jalan tersebut menjadi terhenti karena longsor yang terjadi. Apalagi terdapat lima titik longsoran yang terjadi di Jalan Cicalengka-Tanjungwangi itu kemarin. Itu sebabnya pihaknya langsung membersihkan jalan tersebut.

"Longsor yang paling parah terjadi di Desa Tanjungwangi. Untuk membersihkannya kami juga menurunkan satu unit mobil pemadam kebakaran," ujar Ahmad.

Saking parah dan banyak longsoran tanah yang terjadi di jalan tersebut, Ahmad mengaku kewalahan memindahkan longsoran tanah tersebut. Ia mengaku meminta bantuan dari Dinas Bina Marga Kabupaten Bandung untuk mengirimkan beko (alat pengeruk tanah). Beko itu dipakai untuk membersihkan tanah longsoran tanah di sepanjang Jalan Cicalengka-Tanjungwangi. (Tribun Jabar/cis)

Baca juga:


Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved