Kamis, 4 September 2025

Macan Ini Sadis, Hukumannya tak Kalah Sadis

Penduduk sebuah desa di India menangkap seekor macan tutul lalu menggantungnya di sebuah pohon

Editor: Gusti Sawabi

Tribunnews.com Penduduk sebuah desa di India menangkap seekor macan tutul lalu menggantungnya di sebuah pohon, setelah binatang liar itu menyerang dengan ganas tiga orang di negara bagian Assam. Hewan yang digantung di pohon itu dipotret pada Selasa (5/2/2013) di desa Choriyakhola Bisiondoi di wilayah Golokgunj, yang penuh dengan binatang buas.

Macan tutul itu masuk rumah Haren Roy serta menyerang Roy dan dua anggota keluarga lainnya. Para penduduk desa berlarian ke rumah Roy ketika anggota keluarga itu meminta tolong. Macan tutul tersebut melarikan diri, tetapi dikejar dan kemudian dibunuh warga, lapor Business Standard of India.

Roy, Gopal Roy, dan Jatan Roy dirawat di Dhubri Sipil Hospital. Pihak rumah sakit mengatakan, mereka dalam kondisi kritis. Satu orang, diyakini Haren Roy, menderita luka serius di bagian wajah.

Penduduk desa mengklaim bahwa mereka telah memberi tahu departemen kehutanan. Namun, personel dari departemen itu lamban bereaksi. Mereka tidak punya pilihan selain membunuh macan tutul itu guna mencegahnya melakukan serangan lain di kemudian hari.

Selama beberapa tahun terakhir, negara bagian Assam mencatat ada peningkatan serangan oleh binatang buas terhadap manusia. Orang-orang yang takut atau marah lalu membunuh sejumlah binatang buas. Tidak ada statistik resmi tentang kematian macan tutul di tangan manusia. Namun, laporan tidak resmi, sebagaimana dikutip The Indian Express, menyebut angka sekitar 70 ekor antara tahun 2005 dan 2011.

Jumlah tertinggi macan tutul tewas di tangan manusia tercatat tahun 2008. Aaranyak, sebuah LSM terkemuka di bidang satwa liar, mencatat bahwa total jumlah macan tutul yang tewas tahun itu 29 ekor. Tahun 2011, tujuh macan tutul tewas, hanya di Dibrugarh.

Pada Maret lalu sedikitnya delapan orang terluka ketika dua macan tutul di Kamrup menyerang sejumlah orang yang berada di sebuah ladang. Penduduk desa membunuh satu ekor dan yang seekor lagi melarikan diri.

"Macan tutul memang dalam ancaman besar di seluruh negara bagian itu. Peningkatan konflik antara manusia dan hewan liar, lebih khusus macan tutul, telah menjadi masalah besar," kata SP Singh, kepala konservator satwa liar negara bagian itu.

Tahun 2012, departemen kehutanan negara bagian melancarkan kampanye media untuk membangkitkan kesadaran guna melawan pembunuhan atau hal yang menyebabkan kerugian bagi macan tutul. Pihak berwenang telah meminta masyarakat untuk segera menginformasikan kepada departemen kehutanan ketika mereka melihat binatang liar di luar tempat suci atau taman nasional, bukannya mencoba untuk menyerang binatang itu.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan