Golkar Bandung Merasa Dikhianati Edisis
Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2013 semakin memanas dengan adanya perubahan pasangan
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2013 semakin memanas dengan adanya perubahan pasangan calon yang akan diusung partai politik. Tinggal tersisa tiga hari lagi masa pendaftaran ke KPU Kota Bandung, namun pasangan calon belum pasti.
Munculnya pasangan Edi Siswadi-Erwan Setiawan yang diusung Partai Demokrat membuat kalang kabut partai yang belum memiliki pasangan calon. Terlebih bagi Partai Golkar yang sebelumnya sempat menggadang-gadang Edi Siswadi sebagai calon wali kota berpasangan dengan Asep Dedy Ruyadi, Ketua DPC Partai Golkar Kota Bandung.
Tak pelak, Asep pun merasa dikhianati oleh Edi Siswadi yang lebih memilih berpasangan dengan Ketua DPC Partai Demokrat, Erwan Setiawan.
"Saya dikhianati dan dizalimi oleh seorang Edi Siswadi yang juga kader Golkar yang mengundurkan diri dari pencalonan Wali Kota tiga hari jelang penutupan pendaftaran," ujar Asep di rumah Ketua Tim Pemenangan Pilwalkot Bandung, Jhony Hidayat, Kamis (14/3/2013).
Asep mengatakan, dirinya menjalin rencana berpasangan dengan Edi Siswadi sejak dua tahun lalu. Bahkan Asep mengaku rela menjadi wakil Edisis, sapaan Edi Siswadi, demi memajukan Kota Bandung dan demi Edisis yang ingin jadi pimpinan.
"Saya sebagai Ketua DPC yang punya partai dan punya kursi tapi saya serahkan ke Edisis, tapi setelah berkorban dan berjuang ke DPP malah mengundurkan diri," ujar Asep sambil memperliharkan berkas-berkas surat kesepakatan sampai surat pengunduran Edisis.
Menurut Asep, DPP Partai Golkar sudah mengeluarkan surat keptuusan untuk mengusung Edisis pada 4 Maret lalu. "Pengunduran diri Edisis secara tiba-tiba ini hanya karena munculnya pasangan Ayi-Nani sehingga menurut Edi harus diimbangi koalisi dengan Demokrat," ujar Asep yang akan melaporkan pengunduran diri Edi sebagai bakal calon wali kota dari Partai Golkar ke DPP segera diganti.
Dihubungi terpisah, Edi Siswadi yang dituduh Golkar telah berkhianat karena mengundurkan diri jelang tiga hari penutupan mengatakan keputusan itu belum final.
"Final mundur sebenarnya belum, karena itu keputusan DPP Golkar, apakah saya benar benar mundur atau tidak, semuanya saya serahkan kepada pusat yang menunjuk saya sebagai calon wali kota," kata Edisis melalui pesan singkat, Kamis (14/3/2013).
Menurut Sekda Kota Bandung itu, kepindahan pencalonannya ke Partai Demokrat lebih disebabkan dinamika politik yang berubah dengan sangat cepat. "Saya hanya ingin diusung oleh Golkar dengan target menang. Jika kalkulasi politik tidak sesuai dengan kondisi riil saat ini, justru akan berbahaya bagi kemenangan Golkar," ujar Edi.
Menurut Edi, ketika tawaran model rasionalisasi ia ajukan ajukan ke Golkar dan ternyata malah macet, tidak ada jalan lain kecuali menyatakan tidak sanggup mengemban amanah dan tugas dari Golkar."Saya saat ini menunggu perintah DPP Golkar. Hasilnya lihat saja nanti," ujarnya. (Tribun Jabar/Tiah SM)
Baca juga: