Minggu, 2 November 2025

82 Persen Kredit BPR di Lampung untuk Konsumsi

Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Lampung masih belum maksimal mendorong

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto 82 Persen Kredit BPR di Lampung untuk Konsumsi
Tribunnews Batam/ Nazaruddin
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG -- Industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Lampung masih belum maksimal mendorong pertumbuhan sektor produktif. Penyaluran kredit BPR masih didominasi nasabah konsumtif yang sebagian besar berasal dari kalangan pegawai.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Lampung, pangsa kredit konsumtif yang mayoritas digelontorkan BPR untuk kalangan pegawai swasta dan pegawai negeri sipil (PNS) tersebut mencapai 82,97 persen (Rp 3,45 triliun) dari total kredit yang disalurkan hingga akhir kuartal IV 2012 sebesar Rp 4,15 triliun.

Sedangkan kredit modal kerja dan kredit investasi, masing-masing hanya memiliki pangsa sebesar 14,52 persen dan 2,51 persen. "Masih dominannya kredit konsumsi dibanding kredit untuk modal kerja maupun investasi, menunjukkan bahwa industri BPR di Lampung belum maksimal mendorong sektor produktif," kata Peneliti Ekonomi Madya BI Lampung Nunu Hendrawanto, Minggu (17/3/2013).

Nunu menilai, BPR cenderung memilih nasabah konsumtif karena relatif memiliki aspek risiko gagal bayar rendah. Apalagi sebagian besar nasabahnya berprofesi sebagai pegawai.

Menurut laporan BI, nilai outstanding kredit BPR yang hingga akhir kuartal 2012 mencapai Rp 4,15 triliun, tercatat mengalami peningkatan per kuartal sebesar 5,88 persen (qtq), atau 16,82 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan pangsa kredit tertinggi secara kuartal diduduki kredit konsumsi yang mencatat pertumbuhan sebesar 7,64 persen. Sedangkan secara tahunan, pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh kredit investasi, yakni sebesar46,50 persen (qtq).

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit BPR untuk sektor perdagangan masih memiliki pangsa yang terbesar. Nominal kredit sektor perdagangan mencapai Rp 0,34 triliun dengan pangsa sebesar 8,19 persen dari total kredit BPR di kuartal laporan.

Nunu menjelaskan, sejalan dengan peningkatan kualitas kredit di bank umum, kualitas kredit BPR juga mengalami peningkatan. Hal itu tercermin dari rasio NPL (non performance loan) BPR yang turun dari 1,68 persen menjadi 1,47 persen.

Penurunan NPL tersebut disebabkan turunnya rasio NPL pada BPR konvensional dari 1,67 persen menjadi 1,42 persen (qtq). "Sedangkan rasio Non Performing Financing (NPF) BPR Syariah justru mengalami kenaikan, dari 1,97 persen pada kuartal III-2012 menjadi 2,76 persen pada kuartal laporan," imbuh Nunu.

Menurut Nunu, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, indikator kinerja BPR di Lampung mengalami pertumbuhan yang signifikan. Indikator berupa aset, penyaluran kredit, dan penghimpunan dana mengalami pertumbuhan masing-masing mencapai 11,15 persen (qtq), 5,88 persen (qtq) dan 5,92 persen (qtq). (heribertus sulis/tribunlampung)

Baca juga:


Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved