Kamis, 11 September 2025
ABC World

Mukjizat Daun Kelor Gerakkan Ekonomi di Lombok

Berawal dari keingintahuan untuk menyembuhkan luka, Mawar Junita mulai meracik dan mengonsumsi bubuk daun kelor. Dari mulut ke mulut,…

Berawal dari keingintahuan untuk menyembuhkan luka, Mawar Junita mulai meracik dan mengonsumsi bubuk daun kelor. Dari mulut ke mulut, cerita Mawar dan khasiat daun kelor berkelana hingga pelosok Nusantara. Mawar dan bubuk daun kelornya, kini, memberdayakan perempuan Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Mawar Junita tak menyangka, kecelakaan motor yang dialaminya di wilayah tempat tinggalnya, Lombok Utara, Maret tahun lalu menjadi awal kecintaannya terhadap daun kelor atau Moringa Oleifera.

Terdorong inisiatif untuk cepat pulih, ia berselancar di dunia maya demi mencari pengobatan alternatif untuk luka yang dideritanya.

"Karena saya ingin cepat sembuh dan cepat beraktivitas, saya browsing, mencari artikel ramuan apapun yang cepat menyembuhkan luka baik dari dalam maupun dari luar," ujarnya kepada ABC melalui sambungan telepon.

"Lantas saya menemukan sebuah artikel tentang kelor, ternyata kelor mempercepat penyembuhan luka dari dalam dan penumbuhan jaringan-jaringan kulit."

Mawar lalu mengonsumsi bubuk kelor kiriman temannya dari Yogyakarta. Namun karena pasokannya terbatas, ia memutuskan untuk meracik sendiri.

"Luka cepat kering setelah saya minum seminggu."

Merasakan manfaat pemulihan yang begitu besar, Mawar lalu membagikan kisahnya dan bubuk daun kelor buatannya ke media sosial. Gayung-pun bersambut, ceritanya ditanggapi seorang kawan di Jawa Barat.

"Ternyata ada teman saya dari Tasikmalaya, anaknya sakit lupus, mukanya itu merah-merah dan dia harus beli obat yang harga 1 jutaan untuk 1 minggu. Terus dia cari referensi dan ketemu daun kelor."

"Masalahnya di sana \'kan enggak ada. Pas dia lihat Instagram saya, dia tanya siapa yang buat? Saya bilang saya sendiri yang buat tapi bukan untuk jualan iseng-iseng saja. Terus saya buatkan, ternyata merah di wajah anaknya banyak berkurang. Akhirnya dia jadi reseller."

Dari kamar kosnya di Desa Tanjung, Lombok Utara, Mawar memulai memproduksi dengan dibantu seorang rekan.

Tak lama berselang, bubuk daun kelor buatan Mawar makin sering dipesan. Lewat obrolan mulut ke mulut dan postingan medsos, racikannya mulai merambah sejumlah kota di Indonesia.

"Dari teman saya di Tasikmalaya itu, ada beberapa orang lagi jadi reseller di Jawa Barat. Kemudian ada juga di Jakarta, Jawa, sampai Sumatera," tutur perempuan asal Aceh ini.

Mawar juga membagikan beberapa resep makanan yang berbahan baku bubuk daun kelor di akun medsosnya. Ia ingin masyarakat mendapat informasi tambahan mengenai nutrisi anak.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan