Mukjizat Daun Kelor Gerakkan Ekonomi di Lombok
Berawal dari keingintahuan untuk menyembuhkan luka, Mawar Junita mulai meracik dan mengonsumsi bubuk daun kelor. Dari mulut ke mulut,…
"Biar orang tahu kalau daun kelor itu enggak hanya untuk sayur saja, tapi bisa diolah menjadi beberapa makanan. Akhirnya (bubuk kelor) ini jadi booming."
Ia-pun semakin membutuhkan pasokan daun kelor dalam jumlah yang lebih besar yang tak sanggup dipenuhinya sendiri.
Tergelitik oleh ketidaktahuan warga setempat akan manfaat daun kelor, ia bertekad untuk mengajak para perempuan di lingkungannya untuk menjadi pemasok.
"Ibu-ibu di sini kan banyak janda, TKI juga, karena pernikahan dini begitu punya anak terus ditinggal, ada yang anaknya putus sekolah."
"Jadi saya pikir...mereka kan enggak ada kerja...kelor kan banyak, daripada mereka duduk-duduk paling enggak saya bisa ajarkan mereka bagaimana menyiapkan daun kelor dan memasoknya ke saya."
Salah satu sosok pemasok daun kelor untuk Mawar adalah Dayu Santika (46), ibu dua anak yang tadinya bekerja serabutan sebagai pemasok kopi dan tenaga domestik rumah tangga.
Buk Dayu, begitu ia akrab disapa, mengaku tergiur menjadi pemasok karena Mawar membeli daun kelor darinya dengan harga yang lebih tinggi dari pasaran.
"Keuntungannya lumayan sih, kalau sekilo daun kelor itu 50 ribu, kalau saya metik sendiri ya lebih banyak dapatnya," kata Dayu kepada ABC.
"Syukurlah Mbak Mawar punya ide begini," imbuhnya.
Dayu membeli daun kelor basah dari warga di sekitaran Pulau Lombok. Sebelum disetor ke Mawar, ia -dibantu sang suami -mengeringkannya terlebih dahulu di rumah.
"Dalam sehari saya menyetor 3 kg, itu juga sudah capek sekali. Saya kerja dari jam 3 sore sampai jam 2 dini hari, paginya saya jemur sampai jam 1 siang, jam 2 sudah saya kasih Mbak Mawar," jelasnya.
Ia mengaku, 3 bulan belakangan, order dari Mawar meningkat pesat seiring banyaknya pesanan bubuk kelor.
Dari setoran daun kelor ini, Dayu mampu membiayai kuliah anaknya dan menambah penghasilan keluarga.
Di bawah bimbingan Mawar, saat ini belasan perempuan dari beragam latar belakang telah menjadi pemasok daun kelor.