Kamis, 28 Agustus 2025

Ada Kepentingan Pengembang Nakal Dibalik Penolakan Akuisisi BTN

alasan bahwa akuisisi itu akan menghilangkan identitas dan peran BTN di sektor perumahan terlalu mengada-ada.

DOKUMENTASI TRIBUNNEWS.COM
BTN dan Bank Mandiri 

TRIBUNNEWS,JAKARTA - Penolakan segelintir pengusaha properti terhadap rencana kementerian BUMN untuk memperkuat Bank Tabungan Negara (BTN) melalui akuisisi oleh Bank Mandiri menimbulkan kecurigaan sejumlah pihak.

Pasalnya, alasan bahwa akuisisi itu akan menghilangkan identitas dan peran BTN di sektor perumahan terlalu mengada-ada.

Justru penolakan tersebut dinilai memiliki muatan kepentingan bisnis segelintir pengusaha properti yang memiliki rekam jejak buruk di BTN.

Apalagi nilai kredit macet di Bank BUMN paling bontot ini terus membesar setiap tahun. Sejak tahun 2009 - 2013, kredit macet yang masuk kolektibilitas 5 naik dari hanya Rp 1,06 triliun (2009) menjadi Rp 3,15 triliun.

Ratio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) BTN juga terus meninggi. NPL Net BTN di 2009 sebesar  2,75% naik  menjadi 3,15% tahun lalu.

NPL BTN ini jauh diatas rata-rata bank BUMN yang berada di bawah  1%. Seperti Bank Mandiri NPL net hanya 0,37%.

Meningkatnya kredit macet di BTN tersebut membuat beban bank semakin menumpuk. Pasalnya untuk kredit macet yang masuk kolektibilitas 5, BTN harus menyiapkan pencadangan hingga 100% atau senilai kredit macet tersebut.

Menurut  Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, kecurigaan itu beralasan karena hampir dalam satu dekade rencana akusisi BTN isu penolakannya selalu sama.

“Para pengembang itu jika proyeknya punya  margin besar dan resiko yang tinggi menggunakan bank lain. Sedangkan jika dengan margin kecil dengan resiko yang tinggi menggunakan BTN. Jadi yang saya tangkap BTN ini hanya menjadi tempat pembuangan untuk kredit real estate yang beresiko tinggi,” imbuhnya lagi.

Said menegaskan, resistensi pihak-pihak tertentu terhadap rencana akuisisi BTN oleh Mandiri juga dianggap tidak masuk akal.

Sebab seperti yang telah ditegaskan oleh menteri BUMN Dahlan Iskan, akuisisi BTN oleh Bank Mandiri tidak akan merubah struktur serta fungsi dan peran strategis BTN sebagai bank yang fokus di perumahan.

Melalui akuisisi ini diharapkan BTN akan memiliki kapasitas modal dan pendanaan yang semakin besar untuk mengatasi backlog perumahan yang terus meningkat setiap tahun.

Saat ini backlog perumahan sudah mencapai sekitar 15 juta rumah dan akan terus membengkak hingga diperkirakan mencapai 21,9 juta unit pada 20 tahun ke depan.

Untuk mengatasi problem perumahan itulah BTN perlu diperkuat dan dibesarkan. Selain itu melalui akuisisi oleh Bank Mandiri, sistem dan kinerja BTN akan semakin baik.

Terutama berkaitan dengan aspek penguatan sumber daya manusia (SDM) dan transparansi atau good corporate governance (GCG).

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan