Mantera, Doa, dan Bambu Dimasukkan Dalam Pementasan TI di Jepang
Mantera, doa-doa, dimasukkan ke dalam Overdose yang akan dilakukan teaterstudio Indonesia (TI) Sabtu (9/11/2013)
Editor:
Widiyabuana Slay

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Mantera, doa-doa, dimasukkan ke dalam Overdose yang akan dilakukan teaterstudio Indonesia (TI) Sabtu (9/11/2013) di Taman Barat (Nishi Koen) stasiun Ikebukuro, Tokyo, di tempat terbuka. Ingin mengingatkan manusia bahwa jangan hanya saat bencana saja semua bersatu, tetapi saat ini arogansi manusia perlu dijauhkan agar dapat menjauhkan bencana manusia nantinya.
Itulah pesan yang ingin disampaikan Otong Durahim, koordinator pentas spektakuler Overdose: Psycho-Catastrophe dalam Pembukaan acara Festival Tokyo ke-6 di Ikebukuro Tokyo mulai Sabtu (9/11/2013) sampai dengan Rabu minggu depan, khusus kepada Tribunnews.com, Jumat (8/11/2013).
"Mantera ada tiga pesan yaitu metodenya, sejarahnya dan punya kekuatan kita bisa terhipnotis. Melalui mantera merupakan salah satu keaslian kita. Demikian pula bambu yang juga milik Indonesia dan terbesar di dunia, merupakan otentisitas kita juga. Kita berusaha menyadarkan penonton bahwa sudah saat nya kita melihat kepada alam manusia itu sendiri, jangan sampai kacang lupa kepada kulitnya," paparnya.
Pertunjukan eksperimental, berpikir melebihi teater mulai banyak dilakukan saat ini, misalnya melupakan teks dialog tak penting lagi, lebih menggunakan visual dan benda-benda. Jadi aktor merupakan benda, bisa berupa robot atau pentas berupa simbol-simbol tertentu, dan kita membawa bambu yang begitu lekat dengan Indonesia.
"Dengan bambu kita bisa mendapat pertolongan pada saat berbahaya. Pendekatan demikian sangat pentingdisertai doa dan mantera, pembacaan pusi mantera tersebut diambil dari mantera yang dulu di sakralkan, kini menjadi seni pentas."
Banyak sekali bambu digunakan kali ini oleh TI dan ukurannya pun panjang sampai 11 meter dan diameternya juga cukup besar untuk bisa menampung 7 pemain utamanya Sabtu besok. bergelayutan di atas ketinggian sekitar 10 meter.
Otong yang bergelut di senu teater sejak 15 tahun (24 tahun lalu) pernah pentas di Melbourne dan beberapa negara lain. menekankan bambu karena banyak manfaatnya misalnya memberikan oksigen kepada manusia, dan kekuatan bagi kehidupan manusia.
Banyak bambu bagus dari Bogor yang dibawa ke Tokyo itu di karantina satu hari saat datang untuk pengamatan lebih lanjut. Pemasangan kerangka pentas tanpa paku tetapi menggunakan tali ijuk, plastik dan kawat. Biaya impor dan pengiriman ditanggung panitia termasuk tiket 16 anggota teater yang ke Tokyo saat ini dibayari Panitia. Bagian dari apresiasi Jepang atas TI yang menjadi juara pertama tahun lalu.
Setelah bambu selesai dipakai pentas Rabu malam minggu depan, sayang sekali semua bambu itu harus dibuang.
"Kita akan buang bambu-bambu tersebut, tidak kita simpan," papar Marsumoto Kanon, manajer panitia festival tersebut kepada Tribunnews.com.
Festival Seni Tokyo yang ke-6 ini akan terus berlanjut setiap tahun di bulan November dan merupakan gabungan swasta (NPO Arts Networks Japan) dan dukungan sepenuhnya dari Pemda Toshima-ku d