Rabu, 17 September 2025

Budaya Yabusame, Hanya Ksatria Jepang yang Mampu Melakukannya

Tidak semua orang Jepang mengenal budaya Yabusame. Sebelum Tribunnews.com melihat Yabusame, Sabtu (16/11/2013)

Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM/RICHARD SUSILO
Yabusame adalah acara budaya Jepang yang dulunya hanya dilakukan para ksatria saja. Menunggang kuda yang berlari kencang sambil memanah target yang sudah ditentukan. Biasanya sebanyak tiga buah target di satu jalur larinya kuda. Acara ini sudah ada secara umum sejak tahun 896 dan mulai populer sejak tahun 1096. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Tidak semua orang Jepang mengenal budaya Yabusame. Sebelum Tribunnews.com melihat Yabusame, Sabtu (16/11/2013), teman Jepang menanyakan makanan apa tuh? Dikirain mirip Harusame (seperti bihun). Budaya besar Jepang ini tampaknya masih belum dikenal oleh generasi muda Jepang sendiri.

Yabusame adalah acara budaya Jepang yang dulunya hanya dilakukan para ksatria saja. Menunggang kuda yang berlari kencang sambil memanah target yang sudah ditentukan. Biasanya sebanyak tiga buah target di satu jalur larinya kuda. Acara ini sudah ada secara umum sejak tahun 896 dan mulai populer sejak tahun 1096.

Tanggal 17 September 1136 pada acara Kasuga Wakamiya Matsuri Festival untuk pertama kalinya  Yabusame dengan sepuluh Ksatria dipertontonkan kepada umum yang  didedikasikan untuk samurai (ksatria) Yamato.

Acara ini biasa dilakukan di akhir tahun sekitar November. Setelah muncul di acara festival (matsuri) pertama tahun 1136 itu semakin populerlah Yabusame terlebih di era Kamakura (
1185–1333), dan sampai kini juga tetap populer.

Beberapa tempat yang menarik untuk melihat Yabusame ada di Tsurugaoka Hachiman-gu, di Kamakura dan kuil Shimogamo di Kyoto (biasanya saat  Aoi Matsuri awal Mei). Juga dapat dilihat di Samukawa di pantai  Zushi, dan tempat-tempat lain.

Saat zaman Kamakura pemanah yang baik dipersiapkan untuk perang. Itulah sebabnya Yabusame sangat populer karena sebagai bagian penyeleksian para pemanah yang handal untuk perang.

Bahkan yang kelihatan bodoh banyak yang bunuh diri, melakukan seppuku, karena rasa malu yang besar. Sebagai ksatria tapi merasa bodoh tak bisa memanah dengan baik.

Jalur lari kuda di acara Yabusama sejauh kira-kira   255 meter dan sambil menunggang kuda cepat, bisa mengontrol kestabilan tubuhnya dan mengontrol kudanya, memanah sambil agak berdiri di kuda yang berlari kencang.

Zaman dulu Yabusame dilakukan sangat ritual, ketimbang sebagai olahraga. Kini tetap dilakukan ritual pula meskipun demikian sudah lebih kepada hiburan dan olahraga kepada masyarakat sekeliling. Demikian pula penyajian untuk para tamu asing.

Misalnya saja saat Presiden Ronald Reagan dan George W. Bush  ke Jepang, acara Yabusame khusus dilakukan. Demikian pula di Inggris khusus untuk Pangeran Charles yang sangat tertarik sekali dengan acara ini.

Kini untuk menjadi pemanah yang baik sambil menunggang kuda itu, ada sekolahnya dengan tetap menggunakan pakaian tradisional abad ke-13.

Salah satu sekolah itu adalah sekolah Ogasawara  yang didirikan oleh Ogasawara Nagakiyo, yang diinstruksikan oleh  shogun Minamoto Yoritomo (1147–1199) untuk memulai sekolah memanah. Yorimoto ingin ksatrianya pintar memanah dan disiplin tinggi. Hal ini juga masuk ke dalam prinsip-prinsip sebagai samurai (ksatria).

Pada saat acara Yabusame, pelaku haruslah konsentrasi penuh, disiplin, serta perbaikan pada segala kekurangan dirinya. Dengan Zen melatih pernafasan, menstabilkan pikiran serta badan serta bisa fokus dan jadi tenang. Dengan demikian bisa memanah dengan baik mencapai sasaran target yang bersangkutan.

Sekolah memanah lain adalah Minamoto Yoshiari pada abad ke-9 memimpin Kekaisaran  Uda. Sekolah ini terkenal dengan nama Sekolah Memanah Takeda. Pola memanah Takeda ini dipakai pada dua film Jepang terkenal karya Akira Kurosawa yaitu "Seven Samurai" (1954) dan  "Kagemusha" (1980). Aktor terkenal film samurai Jepang, Toshiro Mifune, adalah murid sekolah Takeda school.
 
Pada saat acara Yabusame Sabtu (16/11/2013) lalu, awal acara dengan berbagai tarian budaya Jepang, ada pula tarian naga untuk mengusir setan-setan, dilanjutkan berbagai acara sambutan, mulai walikota setempat, kadin setempat dan panitia. Barulah acara Yabusame dimulai.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan