Jepang akan Terima Pembantu Wanita Asing
Pemerintah Jepang akan lebih membuka diri dan kemungkinan akan menerima pembantu wanita asing dan penopang lansia wanita asing di masa mendatang.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang akan lebih membuka diri dan kemungkinan akan menerima pembantu wanita asing dan penopang lansia wanita asing di masa mendatang. Setidaknya itu permintaan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam rapatnya kemarin dan berharap dapat diputuskan bulan Juni mendatang.
Pertemuan bersama Dewan untuk daya saing industri dan Dewan Ekonomi dan Kebijakan Fiskal pemerintah Jepang, Jumat (4/4/2014) kemarin mempertimbangkan, untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi perempuan, penyediaan tenaga kerja wanita yang kekurangan di Jepang saat ini. PM Jepang Shinzo Abe menginstruksikan penambahan tenaga kerja tersebut khususnya bidang perawatan dan pekerjaan rumah tangga, maka tenaga kerja asing diminta agar dipertimbangkan supaya dapat masuk Jepang di masa mendatang.
"Kami pikir dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi jangka menengah hingga jangka panjang dan promosi aktif perempuan, cukup baik. Perlu dipikirkan juga tentang bagaimana penggunaan pekerja asing tambahan. Bagi yang ingin mempelajari hal tersebut sangat diharapkan," papar Abe.
Tenaga kerja asing terbatas pada bidang manufaktur diperintahkan juga untuk ditinjau kembali, beserta sistem pelatihan on-the-job. Rencana dari yang sekarang hanya diperkenankan 3 tahun kemungkinan akan bisa 5 tahun bekerja di Jepang.
"Pertimbangan penerimaan tenaga perawat dan pekerjaan rumah tangga, khususnya pekerja asing, maka perlu mempertimbangkan dampak pada keamanan dan pasar tenaga kerja," tambah Abe.
Kebijakan pemerintah ini untuk diteliti lebih lanjut dan dimasukkan ke dalam strategi pertumbuhan baru dirangkum pada bulan Juni mendatang.