Kamis, 18 September 2025

Jepang Berharap Pembatasan Modal Asing Ditinjau Kembali

Jepang melalui Tatsuya Terazawa, berharap agar Negative List bidang distribusi di Indonesia bisa ditinjau ulang kembali.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Jepang Berharap Pembatasan Modal Asing Ditinjau Kembali
IST/Richard Susilo
Tatsuya Terazawa, Dirjen METI untuk perdagangan distribusi industri dan kebijakan keamanan Jepang.

Laporan Koresponden Tribunnews.com di Tokyo, Richard Susilo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang melalui Tatsuya Terazawa, Dirjen METI untuk perdagangan distribusi industri dan kebijakan keamanan (safety policy), berharap agar Negative List bidang distribusi di Indonesia bisa ditinjau ulang kembali. Tatsuya baru saja melakukan pertemuan di Yogyakarta 20 Juni 2014 lalu.

"Pembatasan modal asing mungkin bisa ditinjau kembali di Indonesia karena umumnya negara-negara di ASEAN juga sudah tidak mengenakan pembatasan tersebut," papar Terazawa kepada Tribunnews.com, Rabu (25/6/2014) sore.

Terazawa juga ikut ke Indonesia berdiskusi kedua kali dengan rekanannya dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Indonesia di Yogyakarta. Setelah pertemuan antar pemerintah kedua negara, dilanjutkan mendengar komentar para pengusaha bidang distribusi kedua negara. Jepang diwakili oleh konbini (convenient store) Family Mart.

"Saya memang ada di sana mendengar. Konbini tersebut (Family Mart) sangat perhatian dan ingin membuka cabang-cabangnya di Indonesia dan mempelajari seksama hukum di Indonesia. Alangkah baiknya kalau pembatasan bagi pengusaha asing dibuka krannya di Indonesia," paparnya.

Peraturan Presiden No 39 mengenai minimal 400 meter persegi lokasi, pembatasan saham investasi asing, local content dan lainnya, dianggap Terazawa perlu sekali ditinjau ulang di masa mendatang.

"Kita lihat misalnya Singapura, Myanmar, Vietnam dan Malaysia saja membuka diri terhadap investasi asing di bidang distribusi ini misalnya untuk konbini asing," katanya.

Pengaturan pembatasan modal asing pun diperbesar ke pusat perbelanjaan (minimarket, supermarket, department store, hypermarket, perdagangan grosir) dan toko modern dari operator waralaba sebelumnya.

"Oleh karena itu dialog kelanjutan nantinya pada musim gugur nanti perlu dilakukan lagi antara kedua negara. Belum ditentukan di mana dan kapannya tetapi kita sepakat bertemu lagi untuk ketiga kalinya," tambahnya lagi.

Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan